Dengan sifatnya keberuntungan yang tak terkendali, tidak terkontrol tersebut. Bagaimana bisa kita mencapai puncak keberhasilan atas target hidup? Kita tetap butuh usaha sebagai penopang munculnya keberuntungan itu.Â
Sebab ada kisah. Seorang anak penjual manisan yang menemukan dompet dan berisi banyak uang, berusaha mencari keberadaan pemiliknya melalui identitas yang ada pada dompet tersebut. Alhasil dapat bertemu dan mengembalikan dompetnya. Ia menolak diberi uang atas usahanya mengembalikan dompet tersebut dari pemiliknya. Ia pamit kembali.
Selama perjalanan kembali ke pangkalan. Manisan yang ia jajakan laku terjual. Banyak orang di sekelilingnya yang membeli manisannya. Inilah keberuntungan. Ia dapat mencapai target, menjual manisan hingga habis tanpa sisa.
Kembali ke kisah saya. Saya dijadikan centang biru karena keberuntungan. Beruntung artikel yang saya bagikan bermanfaat bagi banyak orang, beruntung artikel saya masuk jajaran artikel utama, dan beruntung Admin Kompasiana merestui saya untuk mendapat centang biru. Semua keberuntungan tersebut masih butuh usaha.Â
Dengan demikian, keberuntungan memang bersifat tidak terkendali, tidak terkontrol, dan diluar kekuasaan diri kita. Tapi keberuntungan menjadi salah satu penopang keberhasilan, sebab ada usaha yang membuat kita beruntung.
Mustahil bilamana ada seseorang yang mengaku beruntung tanpa adanya satu hal pun usaha. Sebab, tanpa usaha apapun tidak akan pernah ada keberuntungan lebih-lebih keberhasilan.
Orang berhasil karena usaha dan keberuntungan. Berusaha keras walau gagal beribu-ribu kali, sebab keberuntungan mungkin saja ada pada usaha keseribu kali. Intinya, jangan pernah putus asa, jangan pernah menyerah. Usaha benar tidak mengkhianati hasil, tapi keberuntungan akan menentukan hasil yang diharapkan.
Bayu Samudra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H