Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bukber Virtual Menjadi Ruang Rindu, Ajang Pamer, dan Keruwetan Panitia

25 April 2021   23:20 Diperbarui: 26 April 2021   00:42 2168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadan kali ini masih dalam nuansa yang sama. Situasi dan kondisi pandemi. Terpaksa banyak agenda yang di-reschedule bahkan dibatalkan. Mengingat adanya pembatasan aktivitas masyarakat yang terus diperketat. Salah satunya, buka bersama atau bukber. Adakah solusi bukber tetap terselenggara dalam kondisi pandemi?

Buka puasa bersama adalah kegiatan khas selama Ramadan. Jika tak ada bukber maka bukan bulan Ramadan. Jika ada bukber maka bulan Ramadan. Intinya, Ramadan dan bukber saling berdekatan, nempel terus. 

Bukber virtual adalah solusi atas permasalahan yang terjadi saat ini. Kita dapat menyelenggarakan bukber tapi dalam suasana yang berbeda, nuansa digital. Kita saling menatap layar dan berinteraksi secara virtual. Terpisah oleh jarak, perbedaan waktu, dan keragaman menu makanan berbuka puasa.

Pelaksanaan bukber akan jauh lebih berbeda bila dilakukan secara daring. Tak ada sentuhan fisik dari sesama peserta bukber, tak ada acara sikut-sikutan, hingga tak ada pelukan. Kehangatan yang benar-benar hilang.

Tapi itulah keadaan yang mesti dilakoni. Bukber virtual dengan segala keterbatasannya. Bersama itu, datang berbagai cerita dari pelaksanaan bukber virtual. Hal ini tak jauh beda dengan penyelenggaraan bukber luring, bukber tatap muka secara fisik. Apa sajakah itu?

Bukber virtual adalah ruang rindu.

Situasi sebelum bukber virtual, ngobrol ngalor-ngidul (foto dari journal.sociolla.com)
Situasi sebelum bukber virtual, ngobrol ngalor-ngidul (foto dari journal.sociolla.com)
Acara bukber adalah acara yang dinanti-nantikan oleh sebagian orang. Terutama bagi para jones, jomlo ngenes. Padahal saya ya jomlo juga. Haha. Suka lupa status kalau nulis artikel. Harap dimaklumi ya.

Inisiatif melaksanakan bukber biasanya dari teman lama, sekaligus reunian di bulan yang penuh berkah. Kadang pula ya dari tempat kerja bahkan kenalan pada kegiatan tertentu. Sayang kalau ditolak, diri kita kan sedang rindu jadi paling tidak dapat menghadiri acara tersebut. Toh setahun sekali. Kalau gak di acara bukber, kapan lagi?

Selama acara bukber digelar, kita bakal bertukar kabar dan pengalaman sesama peserta bukber. Banyak kisah yang dapat kita dengar, baik kisah sedih hingga bahagia. Bercampur aduk kayaknya tahu campur. 

Rasa rindu setahun tak bertemu, dibayar tuntas ketika acara buka puasa bersama. Seru dan pastinya ngangenin. Maklum, jomlo. Kangennya hanya pada teman-temannya. Kalau yang udah sold out, ya kangennya sama pasangannya. Masak sama teman yang jomlo, dikira selingkuhannya nanti.

Bukber virtual tak lepas dari ajang pamer.

Situasi ketika bukber virtual, semua peserta bukber menyantap hidangannya masing-masing (foto dari journal.sociolla.com)
Situasi ketika bukber virtual, semua peserta bukber menyantap hidangannya masing-masing (foto dari journal.sociolla.com)
Meski dilakukan secara daring, bukber virtual tak luput dari ajang pamer. Seakan menjadi penyedap rasa bukber tiba. Ajang pamer selalu ada, entah pamer jabatan, pamer istri, pamer anak, hingga pamer cerita malam pertama. 

Pamer boleh asal jangan menjatuhkan orang lain. Tapi mending gak usah pamer, khawatir menyinggung orang lain, teman sesama peserta bukber. Yang paling lumrah dipamerkan saat bukber adalah pamer anak atau cerita malam pertama. Jangan pamer istri. Entar teman kita kepincut sama kecantikan istri kita bisa kacau. Pamer jabatan dan prestasi juga gak perlu. Sudah dapat dilihat dari keseharian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun