Entah dari sumber yang mana, mereka pandai mengolah data dan fakta yang sangat minim untuk dikukus dan digoreng guna menghasilkan santapan panas menyinyirkan.
Kencangnya angin itu menerpa menjelang akad nikah, membuat kepercayaan diri runtuh seketika. Kita pun dibius agar tak mampu mengingat masa-masa indah bersamanya. Seakan tak ada lagi kenangan manis di benak kita. Semua gelap gulita.
Artikel ini ditulis berdasarkan kisah nyata, yang baru saja terjadi beberapa hari kemarin. Kejadian itu menimpa teman SMP saya. Saya kebetulan tau dan pernah satu kegiatan dengan calon suaminya. Dan saya sangat menyayangkan adanya fitnah tersebut.
Teman saya itu pacaran udah sembilan tahun, bukan waktu yang singkat untuk membina hubungan layaknya suami istri. Banyak lika-likunya. Hanya saja gak melakukan hal anu yang bikin nganu itu saja. Saya akui, calon suaminya kuat iman dan teman saya pun tahan terhadap godaan.Â
Saya sebagai teman hanya bilang, yang menjalani hidup itu kamu, yang tau baik buruknya pasanganmu ya kamu sendiri, jadi kalau hubunganmu baik tentu baik, jangan dengarkan omongannya tetangga, udah yakin sama diri sendiri. Tetangga emang suka gitu, ngerasani dan menebar fitnah. Jika kamu berantakan dengan dia, kamu bakal dirasani juga. Hidup mereka itu penuh rasan-rasan.Â
Intinya, sebesar apapun badai yang bakal menerpa diri kita, hadapi dengan kesiapan mental dan kejernihan hati dan pikiran. Gitu aja. Gak ruwet. Hidup dibuat simple aja.
Bayu Samudra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H