Memiliki momongan adalah tujuan awal pasca menikah. Sepasang suami istri bakal mengupayakan terjadinya kehamilan. Wajar, bila keduanya berusaha sekuat tenaga memburu dua garis biru pada alat penguji kehamilan. Test pack.
Siapa sih yang gak bahagia pikiran dan hatinya bila istri tercinta hamil? Apalagi para pengantin baru. Bahagianya bukan kepalang. Apakah sebegitu sulit memiliki momongan? Sebenarnya gampang-gampang susah.
Kehamilan adalah keberhasilan sperma membuahi (baca: mencapai) ovum. Hal ini terjadi pada saat melakukan hubungan intim. Namun, tak jarang mengalami kegagalan. Entah karena gangguan sistem reproduksi kedua pasangan atau salah satunya, bahkan penggunaan alat kontrasepsi.
Kabar kehamilan seorang istri merupakan hadiah istimewa bagi keluarga besar, mertua, dan orangtuanya sendiri. Terutama bagi suami tercinta. Hal ini menandakan perjuangan suami istri berhasil mengupayakan terjadinya kehamilan.
Namun, apa jadinya bila harapan untuk hamil tak kunjung tercapai?
Perlu diketahui, mungkin sudah tercipta kesepakatan suami istri untuk menunda kehamilan. Berbagai macam pertimbangan telah ditimbang dan dihasilkan keputusan guna menunda terjadinya kehamilan.Â
Mulai dari pertimbangan mengenai usia pasangan (menikah terlalu muda atau umur istri masih belia, baru lulus SMA), pertimbangan karier (kedua pasangan sedang mengejar puncak pekerjaan), pertimbangan keuangan rumah tangga, dan pertimbangan keluarga besar.
Jangan buat pernikahan kamu menjadi petaka di masa mendatang, karena keputusan yang tak penting.
Tidak siap punya anak, bukan alasan tangguh menggagalkan kehamilan. Mengejar puncak karier, bukan pengelakan yang patut dibenarkan. Keterbatasan keuangan juga bukan alasan menolak keturunan, ingat ada orangtua yang bakal membantu.Â