Benarkah? Umumnya kucing yang memiliki perilaku kencing sembarangan adalah kucing jantan. Menurut pengalaman tetangga saya, kucing jantan kencing di semnarang tempat, baik di sofa, pojokan rumah, bawah meja, keset, tembok dan parahnya ngompol di kasur. Kebiasaan ini disebabkan oleh jumlah volume air seni kucing jantan yang lebih sedikit ketimbang kucing betina.
Maka dari itu, benda-benda yang dikencingi kucing menjadi kotor dan bau. Akhirnya repotlah si pemilik kucing untuk membersihkannya, bila tidak dibersihkan akan menjadi sarang bakteri atau kuman yang menimbulkan penyakit bagi keluarga. Mengancam kesehatan seluruh penghuni rumah, terutama anak-anak yang sering berkontak langsung dengan kucing.
Ketiga, kucing sering bertengkar dengan sesamanya.Â
Pada kenyataannya bukan manusia saja yang sering bertengkar dengan sesama manusia, kucing pun sama suka bertengkar dengan sesama kucing. Biasanya kucing sok jagoan adalah kucing jantan tapi tak menutup kemungkinan sesama kucing betina pun saling bertengkar. Entah memperebutkan makanan atau wilayah kekuasaan, hanya pus (sapaan kucing dalam bahasa Jawa) yang tahu.
Ketika bertengkar atau berkelahi, kucing selalu menimbulkan suara gaungan (keongan) yang cukup mengganggu pendengaran kita. Durasinya pun cukup lama, kadang diselingi dengan kejar-kejaran yang secara tidak sengaja dapat menabrak pagar pintu rumah bahkan diri kita sendiri. Lucu sih, yakin ngak piara kucing?
Keempat, rambut kucing mudah rontok.Â
Kucing yang rambut mudah rontok adalah kucing kurang sehat dan perawatan tak optimal, sehingga timbul penyakit kulit pada kucing. Selain itu, nutrisi makanan kucing yang rendah. Maklum, kebanyakan makan ikan asin.
Kebanyakan orang, alergi terhadap rambut kucing lebih-lebih yang rontok berguguran.Â
Oleh karena itu, banyak orang yang tak sudi memelihara kucing di rumahnya. Sedangkan bagi kita yang memiliki kucing sebagai piaraan, perlu membersihkan rambut-rambut kucing yang rontok tersebut dan memperhatikan kesehatan kucing. Syukur jika kucingmu tidak mengalami kerontokan rambut, majikan hebat.
Kelima, kucing kadang melukai si pemilik.Â
Tak jarang lengan, kaki, dan wajah si pemilik jadi sasaran empuk melatih cakaran jari-jari kucing. Kejadian tersebut dapat diawali dengan marahnya kucing akibat dipermainkan atau diganggu waktu tidurnya, bila tidak mengganggunya maka hal itu tidak akan terjadi. Telat memberi makan kucing yang membawa amarahnya memuncak. Bukan manusia saja yang bisa marah, kucing pun jauh lebih jago.
Keenam, kucing makan anak ayam.Â
Alasan keenam ini, mungkin tidak masuk akal dan mangada-ada. Tapi nyata di tempat tinggal saya. Anak ayam yang baru menetas adalah target utama aksi kucing makan anak ayam. Maklumlah masih imut-imut. Jalan pun sempoyongan. Lah terus mana induk ayamnya, kok ngak nolongin?