Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengukir Cahaya

2 Oktober 2020   22:01 Diperbarui: 2 Oktober 2020   22:06 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelataran rumah (dokumen pribadi/pemotret Andika Pratama)


asa juangmu bukan tanpa alasan 
rindu kian pasti harus terobati 
obor cintamu wajib menyala bak sediakala 
fantasi bersamanya muncul sepanjang hari 
angin lembut antar dirimu ke angkasa 
terbang tinggi menari tembus langit 
ukirlah namanya pada dinding cahaya 
lestari abadi hiasi purnama pagi 

zamin asmara mulai meracik api
usaha besar hidupkan kembali
letak hati kini putih bersih
falah nan kekal kian bersolek
alam raya pun menyambut elok
iringan kasih tawan berjuta jiwa Solok
zabarjad maharnya sungguh silau
awan hitam di langit tembus
hanya karena seberkas cahaya terpantul

Kota Pisang, Oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun