Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Buruh Pabrik

20 September 2020   16:45 Diperbarui: 20 September 2020   16:57 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buruh Pabrik (katadata.co.id)

Pagi buta seruak gesa kaki
ketakutan dalam lambat seakan
waktu tiada maaf baginya untuk hadir

Kring ... tanda kerja dimulai
walau langit gelap, embun belum pergi
bukan alasan untuknya malas
itulah risiko jadi pahlawan

Dia bekerja tanpa jeda sedetikpun
lelah, letih, lesu tergambar dalam raut tubuhnya
stamina menurun tak sempat sarapan
kurus kering kelaparan membunuhnya

Dia tak mampu mengelak bising mesin
apalagi perintah hanya diam meski menderita
Sukmanya digrogoti penyakit produksi
dikejar macan target setiap senja
hingga lumpuh hati kecilnya

Dia bukanlah mesin yang bekerja tanpa henti
Jasanya sungguh besar demi kemajuan usaha
dialah Buruh sang pahlawan

Sumberjati, September 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun