Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak-anak Kita Dewasa Sebelum Waktunya

27 Agustus 2020   09:21 Diperbarui: 27 Agustus 2020   09:31 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak sedang menonton tv (mommyasia.id)

Youtube tak luput dari tontonan anak. Youtube mengembangkan kualitas SDM penonton juga mematikan kreativitas bahkan pikiran anak. Membuat candu dan membahayakan. Apa yang tidak ada di Youtube? Semua tersedia. Anak disodori banyak vidio bahkan anak dapat mencari vidio apapun, tak terkecuali vidio pornografi.

Logo Youtube Kids (google play)
Logo Youtube Kids (google play)
Walaupun ada Youtube berbasis anak-anak (Youtube Kids) tapi aplikasi Youtube yang terdapat pada genggaman anak bukan Youtube Kids. Kecuali, orang tua menghapus apk lama dan mengunduh apk baru, Youtube Kids. Isian Y-Kids sangat positif hanya nyanyian, tebak angka, dan vidio penuh warna. Aman dan nyaman bagi mata dan otak anak.

Kedua, perilaku orang sekitar anak.

Anak pengamat yang baik. Cermat, teliti, dan tepat. Anak layaknya bunglon meniru apa yang di lihat. Perkataan dan perbuatan. Ketika ia tak sengaja mendengar kata jancuk. Maka, perkataan itu diungkapkan di lain waktu dan tertanam dalam pada ingatannya. Begitupun perilaku. Direkam, dicermati, dan ditirukan.

Ketiga, lemahnya pengawasan lingkungan oleh masyarakat.

Masa bodoh adalah budaya yang terus dipegang teguh oleh mayoritas masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Jangan kira di desa tak ada budaya masa bodoh. 

Masyarakat atau orang lain yang tidak memiliki hubungan darah dengan anak yang menyimpang akan sukar memberi nasihat lebih-lebih menghentikannya. Mereka beranggapan bukan urusannya, bukan kewenangannya, dan bukan tanggung jawabnya.

Hal tersebut budaya salah. Justru dengan masyarakat turut memberikan pengawasan dan pelarangan maka dapat menciptakan suatu kondisi lingkungan yang aman, damai, dan tentram. Coba pikir. 

Bagaimana jadinya, jika anak tetangga yang masih seumur singkong melakukan seks pra nikah dengan anak kita? Ini adalah tindakan puncak atas sikap bodoh amat terhadap perilaku kita yang membiarkan kedua anak tersebut berpacaran. Masih cinta monyet. Ngak bakal lama. 

Untuk saat ini, cinta monyet lebih berbahaya ketimbang cinta sejati. Karena monyet, berpikir semaunya hanya mengedepankan nafsu belaka.

Anak-anak bersekolah PAUD (dokumen pribadi)
Anak-anak bersekolah PAUD (dokumen pribadi)
Masyarakat adalah guru ketiga anak, sebab guru kedua sudah disematkan pada pendidik di sekolah. 

Sebenarnya anak-anak kita telah dewasa sebelum waktunya. Aksi pacaran, sayang-sayangan, cinta-cintaan adalah akibat tontonan anak yang sengaja dibiarkan orang tua. 

Coba tilik sejenak. Merokok juga tindakan hasil mengamati, mencermati, dan meniru perilaku orang tua bahkan orang sekitar anak. Seks pra nikah bagi anak dibawah 17 tahun adalah akibat tontonan porno di internet maupun media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun