Banyak anggapan bahwa siswa yang kurang cerdas pasti di kelas duduk pada deretan bangku paling belakang. Namun, sebagian dari kita menolak pernyataan tersebut. Sebab, terkadang siswa yang duduk di belakang justru siswa yang pandai.Â
Lantas, mitos atau fakta bahwa siswa yang duduk di bangku deretan belakang adalah siswa kurang cerdas atau siswa dengan pentium III.
Berdasarkan pengalaman saya, yang juga pernah menjadi siswa. Begitupun dengan para pembaca artikel ini. Menyadari dan mengiyakan bahwa kebiasaan siswa yang kurang pandai pastilah duduk di bagian belakang kelas. Pasti, sebab mereka takut di interogasi oleh bapak ibu guru tentang materi pembelajaran.
Tak menampik hal tersebut, saya yang juga mengajar pada lembaga bimbingan belajar pun sependapat dengan pernyataan tersebut. Sebab, saya selalu bertanya pada setiap peserta bimbingan mengenai posisi atau tempat duduk di dalam kelas. Mayoritas siswa yang kurang pandai bahkan pola berpikir jlimet dan ruwet berasal dari posisi duduk di bagian belakang. Jadi, fakta bagi saya.
Namun, sebagian orang berpendapat bahwa siswa yang duduk di kursi belakang adalah siswa dengan beberapa keterbatasan. Jadi, mereka kudu memilih bangku belakang dari pada di bagian depan. Tetapi, kualitas pikirannya tak jauh beda dengan sang guru.
Mitos bahwa siswa yang duduk di bangku deretan belakang adalah siswa kurang cerdas.
- Siswa dengan keterbatasan.
Sebagian siswa-siswi di sekolah memiliki kekurangannya masing-masing. Entah masalah penglihatan, pendengaran, kepekaan, dan psikologis anak. Ada siswa yang rabun dekat sehingga kudu duduk di bagian belakang biar penglihatannya membaik. Ada pula siswa yang pandai namun tak suka ada di depan dan lebih nyaman duduk di belakang. Juga terdapat siswa yang enggan duduk di depan karena tidak percaya diri (pd).Â
- Siswa bosan duduk di depan.
Seorang siswa kadang mengalami kebosanan duduk di bagian depan. Bosan karena sering ditanya guru. Bosan karena tak bisa ngobrol. Atau memang si anak ingin suasana yang berbeda dengan duduk di bangku belakang.
- Keinginan sedari awal sekolah.
Kadang anak-anak akan lebih bersemangat bilamana duduk di bangku depan. Sebab, dapat mendengarkan nasihat guru lebih jelas ketimbang duduk di bangku belakang. Lagi pula, kasih sayang guru jatuh pada siswa-siswi yang duduk di bagian depan. Apalagi, manfaat duduk di bagian belakang yakni mudah mengajukan pertanyaan pada guru.
Fakta bahwa siswa yang duduk di bangku deretan belakang adalah siswa kurang cerdas.
- Siswa yang memang kurang pandai.
Hampir tiga per empat siswa di kelas pada sekolah pedesaan adalah siswa kurang pandai. Baik masalah tak bisa baca, kurang mahir menulis, bahkan sama sekali tak mengerti itung-itungan.Â
- Siswa yang nakal.
Siswa yang nakal mesti duduk di bagian belakang. Sebab, akan lebih mudah menggoda teman-temannya. Mau dilempar stip pensil, remasan kertas, bahkan kerikil sekali pun. Artinya, keterjangkauan untuk berbuat usil lebih dekat.
- Siswa yang kurang memerhatikan penjelasan guru.
Kadang, siswa yang ogah mendengar ceramah guru tak akan memedulikannya. Malah ngobrol dengan teman sebangkunya.Â
- Jauh dari jangkauan guru.
Siswa yang nakal, kurang cerdas, biasanya dan pasti jarang memerhatikan guru. Jika duduk di bangku depan, pasti di jewer bahkan di pukul dengan penggaris kayu satu meteran itu. Namun, jika duduk di bangku belakang hanya di pelototin saja. Jadi, lebih leluasa bergurau.
Banyak alasan bagi siswa untuk duduk di bagian depan maupun belakang. Namun, yang pasti adalah kesungguhan belajar, kecerdasan siswa-siswi, tidak ditentukan dengan posisi letak duduk. Meski, mayoritas siswa yang kurang pandai atau koneksi lambat duduk di bangku deretan belakang.
Dengan demikian, mitos atau fakta bahwa siswa yang duduk di bangku deretan belakang adalah siswa kurang cerdas? Jawabannya sangat relatif. Tak bisa dipecahkan secara ilmiah. Jika mampu berarti dipaksakan.Â
Ada dua warna jawaban atas pertanyaan tersebut, mitos dan fakta. Mitos karena kecerdasan anak tak di tentukan berdasarkan letak duduk di dalam kelas. Fakta bilamana siswa tersebut memang kurang pandai, tingkat kemalasan tinggi, dan sikap usil maksimal. Maka, paslah jika kita sering menebak anak yang kurang pandai pasti duduk di bangku deretan belakang.
Setujukah dengan pernyataan bahwa siswa kurang cerdas pasti duduk di bangku belakang. Lantas, pada bagian manakah kalian duduk di bangku sekolah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H