Meskipun sebagian besar wisata di Toraja kebanyakan seputar tongkonan dan kuburan, namun masih ada lho wisata lain yang nggak kalah menarik dan berbeda sama sekali dengan Ke’te Kesu’, Buntu Pune, maupun Londa. Nama tempatnya adalah Tilanga. Tidak susah mencari tempat ini jika Anda sudah berada di jalan utama yang menghubungkan antara Rantepao dan Makale. Di pinggir jalan biasanya terdapat papan petunjuk jalan yang jelas ke berbagai tempat wisata di Toraja termasuk salah satunya Tilanga.
Untuk mencapai Tilanga memang harus bersusah-susah dulu mengingat jalan masuk ke objek wisata ini tidak bisa dibilang bagus, malah teramat buruk. Jalannya kecil, banyak lubang, dan sebagian besar jalan hancur. Saat musim hujan pasti akan banyak air yang menggenangi jalan ini. Apalagi jarak dari jalan utama Rantepao-Makale juga agak jauh, sekitar 3 km. Tapi demi melihat wisata yang berbeda saya rela kok menempuh jalan yang jelek ini. Begitu sampai di Tilanga saya agak terheran karena tempat ini begitu sepi. Tidak ada toko-toko souvenir seperti halnya di Ke’te Kesu’ maupun Londa yang saya kunjungi sebelumnya yang ada hanya warung-warung jajanan dll.
Tempat parkir juga seadanya, mungkin hanya cukup untuk beberapa motor saja mobil juga dan itupun memakai teras halaman warga setempat. Untuk masuk ke kolam alami Tilanga pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar Rp. 1.000 untuk anak-anak, 5.000 untuk orang dewasa wisatawan lokal, Rp 10.000 untuk turis. Tilanga ini cukup sepi. Mungkin karena masih jarangnya promosi dan dinas pariwisata khususnya harusnya lebih memperhatikan tempat wisata Tilanga ini, terutama untuk akses kesana jangan sampai wisatawan ogah-ogahan untuk datang karena kondisi jalannya setidaknya alangkah bagus sekali jika dibuat senyaman mungkin untuk wisatawan lokal dan asing.
Nah, seperti apa sih Tilanga? Tilanga merupakan kolam alami yang berada di bawah pegunungan kapur. Kolam alami Tilanga ini menurut saya agak gelap karena di sekitarnya dikelilingi pepohonan yang tinggi-tinggi dan rimbun. Karena rimbunnya pohon inilah sinar matahari agak sulit menyinari kolam secara langsung. Kolamnya sendiri tidak terlalu luas dengan kedalaman yang berbeda-beda. Mulai dari yang dangkal hingga yang cukup dalam sampai lima meter juga ada. Air di kolam alami ini juga jernih banget lho pas banget digunakan untuk pemandian.
Daya tarik utama kolam alami Tilanga sebenarnya bukan karena tempat pemandiannya. Tapi karena di dalam kolam Tilanga terdapat moa (belut berkuping) yang kerap muncul dari celah-celah bebatuan yang mengelilingi kolam. Belut berkuping ini dalam bahasa Toraja disebut dengan masapi. Uniknya lagi, masapi yang ada di Tilanga merupakan masapi putih, tidak seperti masapi di daerah Toraja lain yang umumnya berwarna hitam. Cerita mengenai masapai memang sedikit berbau mistis. Menurut cerita, masapi merupakan belut yang bisa membawa keberuntungan. Bagi orang yang bisa melihat masapi konon permintaan dan harapannya akan dikabulkan.
Sayangnya untuk memunculkan masapi juga tidak gampang. Tidak semua orang bisa memunculkan masapi. Biasanya masapi dipancing dengan menggunakan telur bebek rebus dan yang memancingpun harus anak-anak. Pengunjung yang ingin memancing masapi dengan telur rebus juga dipersilakan. Namun kebanyakan mengalami kegagalan dan tidak berhasil melihat masapi. Bagaimana dengan saya? Sudah dapat dipastikan saya juga nggak melihat masapi. Bahkan mata sudah melototin di sela-sela bebatuan juga tidak ditemukan. Ahaha..Â
Selain cerita tentang masapi, sebenarnya tidak ada yang begitu istimewa dari kolam Tilanga. Air kolam yang begitu jernihnya itupun tidak menggoda saya untuk mandi. Saya hanya duduk-duduk di bebatuan yang ada di tepi kolam sambil makan snack yang saya bawa, mengambil beberapa foto, dan menikmati sejuknya suasana di Tilanga. Bagi Anda yang ingin mandi tidak perlu risau digigit masapi karena menurut cerita masapi disana jinak-jinak dan tidak akan menggangu manusia. Tapi ada aturannya kalau mau mandi disana, pengunjung dilarang menggunakan sabun, shampoo, atau benda lain yang berbau deterjen. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelestarian hidup masapi yang ada di Tilanga. Terlepas dari benar atau tidaknya cerita tentang masapi, Tilanga menjadi objek wisata alternative di Toraja selain dari kuburan dan tongkonan. Tertarik memancing masapi?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI