Mohon tunggu...
bayu
bayu Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pemerhati masalah kesehatan, psikologi, filsafat, spiritual, sains dan teknologi informasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bila Anggota Parlemen Menyalahgunakan Fasilitas Negara...

10 Mei 2010   15:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:17 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_137965" align="alignright" width="203" caption="Anggota Parlemen Australia dan anaknya (sumber: news.com.au)"][/caption] Seorang anggota parlemen Australia terkaget-kaget ketika tagihan telponnya melonjak dari $200 menjadi $10000 dollar. Belakangan ketahuan kalau anaknya yang menggunakan iPhone bapaknya untuk mendownload dan memainkan game-game dari internet. Yang menjadi masalah adalah telpon yang dipakai itu adalah telpon tunjangan dari kantornya. Di Australia pemakaian telpon milik kantor semacam ini sudah pasti akan menjadi masalah. Apalagi kalau ia pejabat negara. Dan itulah sebabnya anggota parlemen ini segera buru-buru mengumumkan kalau ia yang akan membayar tagihan sebesar itu. Saya lagi membayangkan bagaimana kalau kejadian yang sama terjadi pada pejabat negara di Indonesia. Apakah masyarakat pembayar pajak akan tahu? atau apakah pihak kantor akan membuka hal itu ke masyarakat? Masalah pemakaian fasilitas telpon itu nampaknya hal yang kecil di Indonesia, atau mungkin bila itu terjadi, kemungkinan ketahuannya pasti kecil, atau pihak kantor tanpa banyak tanya mungkin akan langsung melunasi utang yg dibuat oleh bos-nya. Apalagi kalau boss-nya anggota DPR. Kalau di ingat-ingat, banyak sudah cerita pejabat negara yang menghabiskan uang hasil pajak rakyatnya untuk kepentingan dirinya sendiri. Belum lagi dulu ada berita anggota DPR yang minta gaji naik, ataupun permintaan terbaru katanya ingin gedung baru karena yang lama sudah miring. Rasanya sangat berlebihan mengingat banyak rakyat Indonesia yang masih berada di bawah batas kemiskinan. Kapan kita bisa seperti negara tetangga kita ini? Walaupun negaranya ber-duit, tapi para pejabat negaranya tidak berani berbuat seenaknya yang menyangkut uang negara. Sangat ironis dengan keadaan negara kita yang tidak berduit, tapi ada pejabatnya yang tega berkorupsi di sana-sini. Apakah harus menunggu negara kita kaya dulu? tapi kalau sudah di habisi dari sekarang, kapan kayanya?? sumber: news.com.au

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun