Mohon tunggu...
Apindha Kusuma Bayu
Apindha Kusuma Bayu Mohon Tunggu... -

mencari kebenaran didalam diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hari lahir apakah menentukan Sifat dan Sikap manusia?

19 April 2012   16:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:24 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Manusia lahir dengan waktu yg sudah ditentukan oleh Tuhan/Allah/dll, tanpa bisa memilih kapan dan melalui rahim wanita mana, apalagi suku,ras,agama. Ketika lahir hanya membawa tangis, jadi ada yang bilang bahwa tangis bayi itulah suara Tuhan. (jadi agak aneh kalau orang merasa lebih baik hanya karena dia keturunan Jawa/Batak/Sunda/Cina dll)

Waktu kelahiran dari berbagai kebudayaan dan beberapa agama memiliki pengaruh terhadap sikap/dasar manusia tsb. Dasar dan keadaan ketika lahir tersebut mungkin yang disebut sebagai kodrat dan irodat.

Setelah berinteraksi dengan sedikit banyak manusia, yang saya terus melihat dan sekedar berpikir bahwa setiap manusia memiliki sifat yang unik, berbeda satu sama lain. Ada banyak keadaan yang sedikit banyak akan mengubah cara hidup dan kehidupan manusia, tapi tidak banyak keadaan yang mengubah cara bersikap. Karena cara bersikap sangat ditentukan sifat dan sifat ditentukan oleh dasar / watak kelahiran bayi/manusia tsb.

Ada manusia yang sangat kikir/pelit, ada yg sangat royal/dermawan tanpa memikirkan isi kantongnya sendiri, ada yang sangat bernyali, ada yang sangat penakut, ada yg suka pamer, ada yang tertutup atau ada yg berada ditengah-tengah 2 hal tsb.

Sekedar berpikir kemudian saya coba bertanya sana-sini, membaca buku sedapat-dapatnya yang berhubungan dengan pikiran saya ttg hal tersebut, sampai saya membeli buku beberapa macam primbon atau buku lain yg berhubungan dengan telaah keadaan manusia secara pribadi.

Saya mulai menilai dan intropeksi terhadap sikap dan prilaku saya terhadap sebuah buku primbon Jawa, ternyata banyak kliknya, walaupun sedikit mungkin ada yg berbeda tapi secara umum pikiran saya membenarkan, kemudian saya lihat sikap orang-orang terdekat saya dicocokan dengan hari kelahiran terhadap primbon ternyata sikap dan kehidupannya mirip-mirip. Saya pikir saya sudah agak aneh jaman gini masih pegang primbon tapi saya tidak bisa menyangkal banyak kebenaran yg cocok dengan hidup dan kehidupan saya.

Mudah-mudahan saya tidak salah dan tersesat dengan segala pertanyaan pikiran pribadi ini.

Semoga keadaan disekitar kita saling menenangkan walaupun memang kita terlahir dengan segala sifat dan sikap yang berbeda. Karena pada dasarnya manusia lahir dari sumber yang sama yaitu dari proses perkawinan ayah dan ibu yang direstui Tuhan (kalau ga direstui ga jadi anak donk) kemudian dikandung oleh seorang wanita yg kemudian disebut IBU.

Malam ini saya ucapkan salam untuk ibuku yg senantiasa berdoa pada Tuhannya untuk kebaikanku. Ibu aku menghormati dan menyayangimu, dari rahimmu aku berasal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun