Mohon tunggu...
Bayu Firmansyah
Bayu Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis yang menulis

Seorang lulusan public relations yang gemar membaca buku dan menonton anime di waktu senggang. Menulis sebagai ajang pelampiasan atas keresahan yang dialami sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

HelloTalk, Aplikasi Belajar Bahasa Bebas Polisi Grammar

22 Agustus 2023   15:25 Diperbarui: 22 Agustus 2023   15:36 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perempuan sedang video call | Unsplash.com

Berdasarkan data yang dilansir dari laporan Education First English Proficiency Index  (EF EPI) tahun 2022 yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan Education First (EF), tingkat keterampilan berbahasa Inggris masyarakat Indonesia tergolong rendah, yaitu ada di urutan 81 dari 111 negara yang mengikuti tes.

Adapun skor yang Indonesia peroleh di skala global adalah 469, Surabaya dan Jakarta bisa sedikit berbangga karena mendapat skor lebih dari 500 poin (menengah) di skala nasional. Di sisi lain, Belanda menjadi negara dengan kecakapan berbahasa Inggris tertinggi di skala global dengan skor 661. Sepertinya dulu mereka lupa untuk mengajarkan pentingnya bahasa Inggris ke daerah jajahannya.

Data di atas saya kira cukup menjadi bukti tentang seberapa rendahnya kemampuan berbahasa Inggris masyarakat kita. Tentu hal itu harus menjadi perhatian khusus di tengah pentingnya bahasa Inggris di dunia akademik, karier, maupun kehidupan sehari-hari. Bahkan, menurut data lain bahasa Inggris menjadi bahasa yang paling banyak digunakan di dunia. (The Ethnologue, 2021)

Sayangnya data di atas tidak sekaligus menyurvei alasan kenapa masyarakat Indonesia tidak mau belajar bahasa Inggris. Tapi, jika harus berhipotesis dan menebak-nebak, saya cukup yakin alasan kenapa masyarakat enggan belajar bahasa asing, di antaranya: Sulitnya akses untuk belajar (di sekolah/kursus), tidak tahu harus dimulai dari materi apa,  merasa tidak akan memakai bahasa asing di pekerjaan, serta lingkungan yang tidak suportif, seperti bukan berasal dari keluarga akademik atau adanya teman yang kerap berperan menjadi 'Polisi Grammar'. 

Untuk alasan terakhir, saya kira 7 dari 10 orang yang belajar bahasa asing pernah mengalaminya. Ada saja teman bedebah yang berkomentar. "Bay itu harusnya pakai to be sebelum kata kerja," , "Wah ko pronunciation-nya masih salah gitu!". Begitulah kira-kira kicauannya.

Perlu kita akui komentar-komentar semacam itu kerap kali membuat rasa percaya diri mengalami degradasi sehingga menghilangkan minat belajar. Oleh karena itu, penting untuk memiliki ekosistem terbaik yang bisa mendukung kita berkembang dalam belajar bahasa asing.

Salah satu aplikasi yang bisa Anda gunakan untuk belajar bahasa asing adalah HelloTalk. Aplikasi yang baru saya unduh sekitar empat bulan lalu itu sukses membuat saya mempertimbangkan untuk membeli akun VIP-nya, meski tentu terbilang mahal. Tapi tenang saja, banyak fitur yang bisa kita gunakan walau tidak memiliki akun VIP (premium).

HelloTalk adalah aplikasi chatting semacam WhatsApp yang menghubungkan orang-orang dari seluruh dunia. Mereka adalah orang-orang yang memiliki satu tujuan bersama, yaitu belajar bahasa asing. Jadi jangan heran bila nanti Anda bertemu bule yang ingin belajar bahasa Indonesia.

Untuk memberikan gambaran yang lebih detil, saya akan coba uraikan fitur-fitur utama yang ada di HelloTalk.

  • Cari Teman/ Connect

Langkah pertama untuk menciptakan obrolan dengan orang lain tentu harus dimulai dengan mencari rekan yang cocok. Melalui fitur Cari Teman ini Anda bisa mencari calon teman chatting berdasarkan gender, penutur asli, kota, dan negara. Bisa juga berdasarkan hobi, pekerjaan, dan kesamaan lain yang dirasa akan membuat Anda nyaman dan nyambung saat mengobrol. (Di beberapa bagian diperuntukan untuk akun VIP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun