Risiko terbesar dari menjalin hubungan pacaran adalah adanya perasaan sakit hati. Tidak peduli berapa lama hubungan tersebut dilalui, sakit hati selalu menjadi bumbu dari setiap pasangan yang berpacaran. Bahkan tak sedikit pasangan yang urung ke jenjang yang lebih serius karena terlanjur sakit hati, maka jurang perpisahan menjadi jalan terakhir yang menyisakkan luka tak terobati.
Hubungan FWB menawarkan sebuah ikatan saling menguntungkan di antara kedua belah pihak. Dalam hubungan ini rasa sakit hati harus dikesampingkan karena di awal kedua belah pihak sudah berkomitmen untuk tidak melibatkan hati.
Semakin kecil kemungkinan kita sakit hati maka semakin kecil pula waktu yang terbuang hanya untuk galau dan merenungkan bagaimana orang lain menyakiti kita.
- Tidak Terjebak Toxic Relationship
Menurut Dr. Lillian Glass, seorang ahli komunikasi dan psikologi dalam bukunya berjudul Toxic People (1995) mendefinisikan Toxic Relationship adalah hubungan yang tidak saling mendukung satu sama lain. Yang mana salah satu pihak berusaha memiliki kontrol yang besar terhadap pihak lain.
Setiap pasangan yang berpacaran memiliki potensi toxic relationship, meski setiap hubungan mengalami pasang surut, namun toxic relationship secara konsisten akan menguras tenaga orang-orang yang menjalaninya. Sehingga berdampak buruk bagi kesehatan.
Dilansir Kompas.com, tanda-tanda toxic relationship itu di antaranya : kurangnya kepercayaan dari pasangan, komunikasi yang saling menjatuhkan, mengontrol perilaku pasangan, sering berbohong, hanya mengambil tanpa mau memberi, banyak energi terkuras, dan membuat pengecualian untuk perilaku pasangan.
Melalui hubungan FWB bahaya toxic relationship dapat diminimalisir. Namun bukan berarti hubungan FWB itu sendiri tidak memiliki kemungkinan mengalami toxic relationship. Tetap waspada dan kendalikan diri kita.
Itulah empat alasan mengapa menjalin hubungan friends with benefit lebih worth it dibanding menjalin hubungan pacaran. Setiap hubungan, apapun hubungannya, tentu memiliki sisi positif dan negatifnya sendiri. Semua kembali pada kemampuan kita untuk memastikan hubungan tersebut tetap baik-baik saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H