Mohon tunggu...
Serungke Nate
Serungke Nate Mohon Tunggu... -

terus berkarya dan berusaha ..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Berkarakter di Era Globalisasi

2 November 2012   03:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:05 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan adalah proses manusia dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Namun menurut Paulo Freire bahwa pendidikan hakikatnya memanusiakan manusia. Jika kita merefleksikan praktek-praktek pendidikan saat ini, para pendidik memang sudah melaksanakan tugasnya yaitu mengajarkan kepada peserta didik dari yang mereka tidak tahu menjadi tahu. Namun apakah sudah membebaskan manusia dari belenggu pembodohan? Pengetahuan seperti apa yang menjadi kebutuhan dalam kehidupan masyarakat?
Dalam dunia pendidikan ada 4 sisi yang harus kita kritisi : 1. Kurikulum pendidikan 2. Akses Pendidikan 3. Penyelenggaraan Pendidikan 4. Anggaran Pendidikan . .
Beberapa point tersebut menjadi dasar evaluasi sistem pendidikan hari ini. Pintar tidak hanya cukup. Pendidikan berkarakter merupakan pendidikan yang humanis. Mengembalikan proses menjadi manusia yang mempunyai moral yang baik, mengedepankan demokrasi, membangun semangat jiwa pancasila. Bukan menjadi alat yang hanya berfungsi sebagai penyalur ilmu pengetahuan. Mengukur kemampuan peserta didik dengan hasil akhir (nilai). Ini artinya pendidikan hanya menekankan pada kemampuan intelektual (kognitif) tapi tidak lagi melandaskan nilai-nilai afektif (sikap), dan keterampilan (psikomotorik).
Ketiga penilaian tersebut tidak dapat dipisahkan dalam proses pendidikan. Sehingga pendidikan berkarakter yang di terapkan bukan hanya merubah intelektual seseorang namun sikap dan keterampilan nya pun akan terbentuk.

Budaya korupsi saat ini bukan lagi menjadi rahasia publik. Penegakan hukum yang lemah, politik yang rakus dan licik. Rakyat yang sengsara dan hanya menjadi penonton wayang dengan dalang politik. Budaya tawuran yang bukan hanya di lingkungan sekolah di perguruan tinggi pun menjadi budaya mereka untuk menyelesaikan sebuah masalah. Ini salah satu fakta yang terjadi dalam dinamika pelajar. Budaya yang seharusnya dibentuk dengan nilai-nilai pancasila sudah mulai pudar.
Banyak orang pintar namun mempunyai pribadi yang serakah. Sistem pendidikan menimbulkan watak-watak individualis. Menciptakan manusia-manusia yang siap untuk masuk dunia Globalisasi persaingan antar Negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun