Mohon tunggu...
Bato Kapua
Bato Kapua Mohon Tunggu... Musisi - Pelaku Kegiatan Sosial

Melakukan sesuatu jauh lebih baik daripada menunggu sesuatu terjadi.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Ketua Tim Ad-Hoc Memang Membual

17 Februari 2016   14:33 Diperbarui: 17 Februari 2016   15:16 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salam olahraga

Ramai lagi nih bal-balan...para pengidols mafia mendapat angin segar sejak si Agum sang ketua tim katroc diundang ke kemenpora. Padahal undangan itu hanya sekedar menindaklanjuti surat himbauan sesneg yang meresponi permintaan si Agum. Dikiranya setelah pertemuan itu, pemerintah sudah kalahlah, menyerahlah, tiaraplah, dll. Yang jelas si Agum ( manusia yang pernah MENIPU puluhan ribu suporter dalam kasus MU) bisa dengan leluasa melakukan tugasnya. Lumayanlah, daripada dianggap GAGAL.

Tapi kalau di tilik ke belakang, rupanya si Agum emang membual. Selama ini dia slalu berkampanye: pemerintah harus mengakhiri pembekuan. Kalo tidak, nanti sepakbola Indonesia kena Malapetaka. Pemain Indonesia yang main di LN akan dilarang mainlah, sanksi berat sedang menantilah, kalo sanksi dikukuhkan di KLB fifa, maka tunggu setahunlah... Semua itu keluar dari mulut monyong si Agum..dasar penipu nih orang satu. Buktinya,....eh buktinya.... FIFA gak Berani tuh membawa kasus pssi ke sidang KLB. Baca

Apakah fifa sayang pssi? Gak tahulah...pokoknya FIFA yg sanksi pssi. Lalu bagaimana hubungannya dengan Indonesia? Wah...banyak yang salah pikir. Jika FIFA hormati Indonesia, maka pemerintah pun akan membuka pintu kerjasama. Kalo fifa maunya mendikte, maka tunggu aja pas presidennya bukan pak Jokowi. Melihat dari kenyataan kepemimpinan Jokowi, bahwa martabat bangsa harus dipulihkan, maka sulit bagi mafia pssi untuk kembali melancarkan aksi tipu-tipu, lobi dan hantam sana sininya.

Kenapa fifa TIDAK berani membawa kasus pssi ke dalam agenda KLB? Ini yang menarik...bahwa Indonesia itu memang sebuah negara yang terlalu BESAR. PSSI tanpa I, hanya seharga KERTAS Toilet....bahkan lebih murah. Kerugian fifa jika memberi sanksi lebih berat kepada pssi, jauh lebih BESAR daripada sekedar kemeGahan STATUTA...rugi besar...! Apalagi kalau melihat produk yang menjadi sponsor fifa dalam berbagai event. Semua penunjang finansial fifa itu merupakan produk yang dicintai di Indonesia. Lah,mkalo fifa sok-sok an memperberat sanksi bagi pssi, maka rugi bandarlah. Hehe....!

Lalu peran Agum si ketua katroc dimana? Agum, cukuplah jumpalitan kesana kemari. Biar kelihatan dia kerja, kelihatan repot. Ngaruh gak sama niat pemerintah untuk menata sepakbola nasional? KAGAK sama sekali...pemerintah itu koppig sudah. Buktinya, menpora baru ngundang agum aja TANPA kesepakatan, fifa sudah gak berani masukkan pssi dalam Agenda. Pemerintah sama sekali belum ada niat mo gabung ame tuh barang.

Nah...para pengidols mafia pada kegirangan sekarang. Disangkanya bahwa pssi gak masuk agenda fifa itu sebuah kemenangan mafia. Tidak sama sekali, tidak masuknya pssi dalam agenda KLB, itu justru membuat si Imam Nachrowi semakin membuktikan KEYAKINANNYA bahwa FIFA gak berani sama INDONESIA. Selama ini hanya MENPORA yang selalu YAKIN bahwa pssi tidak akan Sampai ke sidang KLB fifa. Tapi.... Dipihak MAFIA, ancaman ini selalu dijadikan MOMOK..apalagi oleh si agum. Bahkan sekarang dianggap sebagai keberh asilan si Agum melobi afac/fifa. Kedodoran boy...! Satu-satunya keuntungan bagi mafia pssi adalah, mereka bisa nafas lega. Masih punya kans untuk lakukan tipu-tipu muslihat. Namun bagi Menpora, sudah TERBUKTI bahwa gak MASUK tim Katroc sekalipun, fifa gak BERANI.

Dari kenyataan ini, saya bisa mengambil kesimpulan bahwa baik FIFA maupun PEMERINTAH sama-sama memakai strategi wait and see. Yang jelas, pemerintah atau si Nachrowi sudah membuktikan keyakinannya bahwa apa yang agum bilang soal sanksi berat, malapetaka, pemain bermain di LN, kemunduran, semua itu hanya efek PARANOID saja. Si mafia pengen pembekuan segera dibuka, biar bisnis lancar. Secara pribadi, saya pun tadinya berfikir fifa akan melibas pssi, sekarang saya haqul yakin seperti keyakinan si Nachrowi.

Ok cak Imam Nachrowi...lanjutken tata kelola sepakbolanya... Bersakit-sakit dahululah...! Hanya mafia yang tidak mau berubah.

doeiiiii..para pengidols mafia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun