Mohon tunggu...
Batik Mqr
Batik Mqr Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Solusi terbaik halaman kami

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Moderasi Beragama

10 Oktober 2023   11:44 Diperbarui: 10 Oktober 2023   11:56 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia, sebagai negara yang dikenal dengan keragaman budaya dan agama, telah berhasil mempertahankan kerukunan antarumat beragama selama puluhan tahun. Di tengah gejolak global yang seringkali menciptakan konflik antaragama, cerita positif tentang moderasi beragama terus memancar, seperti yang terlihat di Kabupaten Pekalongan, Kecamatan Karanganyar, Desa Karangsari. Di sini, Gereja Paroki St. Yohanes Rasul Kesukupan dan Masjid Al-Fath, yang berjarak hanya sekitar 100 meter, adalah simbol konkret dari kerukunan antarumat beragama yang patut dicontohkan.

Saat melintasi kawasan ini, Anda akan menyadari seberapa dekatnya gereja dan masjid tersebut berdiri satu sama lain. Ini adalah bukti fisik yang kuat tentang toleransi daan harmoni yang ada di antara komunitas Kristen dan Muslim di Pekalongan. Tanpa ada batasan fisik yang tegas, umat beragama dari kedua komunitas ini berbagi wilayah dengan damai. Ini adalah cerminan nyata dari semangat Bhinneka Tunggal Ika Indonesia, yang berarti "berbeda-beda tetapi tetap satu."

Gereja Paroki St. Yohanes Rasul Kesukupan telah berdiri sejak tahun 1981. Ini bukan hanya tempat ibadah bagi umat Katolik di kawasan tersebut, tetapi juga ikon sejarah. Selama beberapa dekade, gereja ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat sekitar. Keberadaannya yang lama menunjukkan bahwa moderasi beragama bukanlah sesuatu yang baru, tetapi telah menjadi bagian integral dari keseharian warga Pekalongan.

Selain toleransi, Gereja Paroki St. Yohanes Rasul Kesukupan juga menjadi tempat ibadah bagi banyak jemaat dari berbagai wilayah, termasuk Karanganyar dan sekitarnya. Ini adalah bukti bahwa dalam keberagaman, ada kesatuan. Orang-orang dari berbagai latar belakang etnis dan sosial berkumpul di gereja ini untuk menjalankan ibadah mereka bersama-sama. 

Hal ini menunjukkan bahwa moderasi beragama dapat menjadi perekat sosial yang kuat, yang membawa bersama orang-orang dari berbagai latar belakang dalam kerukunan. Penting untuk mencatat bahwa tanggapan masyarakat sekitar terhadap gereja ini sangat positif. Ini adalah bukti bahwa pendekatan moderasi beragama telah diterima dengan baik dan dihargai oleh komunitas lokal. Dalam masyarakat yang mendukung keberagaman seperti ini, semua warga merasa diterima dan dihormati, tidak peduli agama atau kepercayaan mereka.

Dalam dunia yang sering kali diwarnai oleh konflik agama, cerita seperti ini dari Kabupaten Pekalongan, Kecamatan Karanganyar, Desa Karangsari, menunjukkan bahwa harmoni antarumat beragama adalah hal yang dapat dicapai dan dipertahankan. Keberadaan Gereja Paroki St. Yohanes Rasul Kesukupan dan Masjid Al-Fath yang berdekatan adalah bukti hidup bahwa agama dapat menjadi sumber kekuatan positif yang menghubungkan kita, bukan memisahkan. Semoga cerita ini menjadi inspirasi bagi komunitas di seluruh Indonesia untuk menjalani kehidupan beragama dengan damai dan saling menghormati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun