Suatu waktu ketika pulang dari kampus di daerah Jakarta Pusat, saat berjalan di sepanjang trotoar, beberapa orang pedagang kaki lima dan mungkin beberapa pembeli spontan berteriak sedikit meremehkan, "Woi Papua...!" Aku menoleh dan sedikit tersenyum lalu melanjutkan perjalanan.
"Woi, hitam... Papua...!" Mereka mengulangi. Dari cara mereka berbicara, aku tahu mereka berasal dari Indonesia bagian mana. (Tidak perlu disebutkan...)
"Lalu?" Aku bertanya dengan nada menantang. Mereka lalu tertawa beramai-ramai. Jantungku berdenyut semakin cepat, agak gemetaran, namun kusimpan semua dalam hati dan berlalu pergi.
"Ternyata 'masih ada' orang Indonesia yang dungu, kurang pengetahuan, 'bongo tingkat dewa'.... Woi, rambutku 'air' bukan 'papua'.... "
Pertama, tidak semua orang yang berkulit gelap dan berasal dari Indonesia Timur adalah papua. Ada banyak orang dari Indonesia Timur yang berkulit cerah dan berambut 'air' -Â ada manis-manisnya (kalau tidak percaya, coba lihat di Instagram, Facebook atau Twitter).
Kedua, orang Papua juga manusia, tahu sopan santun, bagian dari Bhineka Tunggal Ika.
Ketiga, papua adalah kata bahasa Melayu untuk menyebut jenis rambut orang-orang Melanesian, yang terlihat keriting dan tergulung (kecil-kecil). Saya pernah melihat beberapa orang di Jakarta yang bukan berasal dari Papua, tetapi memiliki rambut sejenis seperti orang Papua... lalu apakah mereka juga papua?
Masyarakat Papua dan Papua New Guinea tinggal pada daratan yang sama. Meski demikian, keduanya berada pada batas wilayah negara yang berbeda. Dan mudah-mudahan ini bukan suatu pengetahuan baru, sebab sampai hari ini, banyak teman yang beranggapan kalau aku berada di Papua, Indonesia, meski pada hakikatnya di Papua New Guinea (ibu kotanya Port Moresby... Lihat di peta untuk lebih jelasnya).
Orang pertama yang melihat New Guinea kemungkinan adalah para pengemudi kapal, Portugis dan Spanyol, di Pasifik Selatan pada awal abad ke-16. Pada tahun 1526 - 1527, Jorge de Meneses secara tidak sengaja mendatangi pulau (utama) New Guinea dan menemukan bahwa tempat itu telah dinamai Papua, sebuah kata Melayu untuk menyebut jenis rambut orang-orang Melanesian, yang terlihat keriting dan tergulung (kecil-kecil). Term New Guinea ditambahkan pada tahun 1545 oleh seorang Spanyol, Inigo Ortiz de Retes, karena ditemukan adanya kesamaan antara orang-orang Papua dengan orang-orang di Pulau Guinea, Afrika.