Mohon tunggu...
Bataona Noce
Bataona Noce Mohon Tunggu... Freelancer - Aku... Nanti, kalian akan mengenaliku di sana....

Mencintai bahasa dan sastra, seperti mencintai dirinya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Padam Listrik atau Listrik Padam?

7 Agustus 2019   12:08 Diperbarui: 7 Agustus 2019   12:55 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image doc. Kompasiana.com

Saya hanya terkejut dengan judul artikel tersebut, "Cerita di Balik Padam Listrik". Pertanyaannya adalah, 'Padam Listrik atau Listrik Padam?' Seperti halnya dengan 'Pecah ban atau ban pecah?'

Alamat yang tertera pada Kartu Tanda Penduduk atau KTP saya, menunjukkan bahwa saya adalah penduduk Jakarta... (meski sekarang berada di luar Jakarta). Saya merasa senasib... maka tidak ada salahnya jika saya membolak-balik berita daring (online) untuk mencari tahu sebab serta akibat terjadinya pemadaman listrik secara masal. (Sekarang tidak hanya ada nikah masal, tetapi juga blackout masal)

Berdasar apa yang telah saya baca pada laman kompasiana.com dikatakan bahwa

"Telah terjadi gangguan aliran listrik yang terjadi pada Minggu (4/8/2019) pada Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi atau SUTET 500kV Ungaran-Pemalang. Titik gangguannya, ujar Plt Dirut PLN, Sripeni Inten Cahyani, yaitu pada sirkuit satu."

Membaca paragraf singkat ini sebenarnya sudah menjelaskan apa sebenarnya yang ingin saya ketahui. Selesai!

Lalu? Saya hanya terkejut dengan judul artikel tersebut, "Cerita di Balik Padam Listrik". Pertanyaannya adalah, 'Padam Listrik atau Listri Padam?' Seperti halnya dengan 'Pecah ban atau ban pecah?' Lalu frasa yang manakah yang benar?

Seperti halnya 'ban pecah' atau 'pecah ban' seringkali menjadi perbincangan ringan, baik itu di sekolah, di warung kopi, atau di manapun itu. Salah satu daerah di Indonesia (maaf saya tidak menyebutkan nama tempatnya - bahaya) sering menyebutnya pecah ban, mungkin karena pengaruh bahasa daerah - terjemahan langsung. Sebenarnya frasa tersebut sudah jelas, 'ban' sebagai subjek dan pecah sebagai 'predikat'. Kita tidak bisa mendahulukan predikat mendahului subjek. Contoh lain, kita menyebut 'saya ganteng' bukan 'ganteng saya'.

Listrik padam atau padam listrik? Silakan teman-teman menganalisanya sendiri. Saya tidak akan mengatakan bahwa judul artikel Kompasiana "Cerita di Balik Padam Listrik" sebagai judul artikel yang salah. Silakan teman-teman menentukan kata yang mana hadir sebagai subjek dan mana yang hadir sebagai predikat.

(Salam santun dari saya, mohon pencerahan jika saya salah - hormat!) - Bataona Noce

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun