Batam, Dalam rangka memeperingati hari buruh sedunia atau May day, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Cabang Kota Batam tidak menggelar aksi demonstrasi. Kali ini SPSI akan menggelar lomba orasi di antara sesama anggota. Di mana pemenangnya akan mendapatkan hadiah dari panitia.
Ketua SPSI Kota Batam Syaiful Badri mengatakan kebijakan untuk demo ini hanya dilakukan di daerah. Menurutnya, dari pusat pimpinan SPSI menginstruksikan untuk demo dan turun ke jalan. “Tetapi menurut kami yang di pusat itu sudah ada muatan politisnya. Makanya di Batam, kita tidak akan turun ke jalan untuk demo, kita akan membuat pentas. Lomba orasi, kita sudah menyiapkan hadiah untuk para pemenang,” katanya.
Selain menggelar lomba orasi, SPSI juga akan menggelar renungan perjuangan dari aktifis buruh di Batam dan di Indonesia. Acara ini rencananya akan digelar di tempat wisata di Batam. Ada kemungkinan tiga tempat yang akan dijadikan pagelaran tsb, di antaranya di Sekilak, Pantai Melur dan Tanjung Pinggir.
Syaiful mengatakan renungan perjuangan ini penting untuk merenungkan dan mengintrospeksi perjuangan dari aktifis SPSI selama ini. Sementara daerah wisata sengaja dipilih sebagai tempat acara agar buruh yang tergabung dalam SPSI bisa santai dan membawa keluarga masing-masing.
“Jadi bisa bersantai dengan keluarga. Suasanya juga akan lebih tenang untuk merenungi perjuangan selama ini,” katanya.
Sementara Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPMI) kota Batam akan tetap turun ke jalan. Buruh akan berorasi di perempatan sambil menyampaikan tuntutan mereka. Meski demikian, buruh akan tetap membangun pentas rakyat di daerah Tumenggung. Di mana dalam pentas ini pun akan tetap dilakukan orasi.
“Kita tetap turun ke jalan, tetapi kita juga membangun pentas. Kita undang pemerintah Kota, Kalau mereka tidak mau berarti mereka tidak pro rakyat,” kata Soeprapto, Panglima Garda Metal Indonesia, Kota Batam.
Soeprapto mengatakan dalam Mayday tahun ini, SPMI menuntut 10 hal, beberapa di antaranya adalah tuntutan pokok, di antaranya meminta kenaikan gaji 2015 sebesar 30 persen, pemberlakukan jaminan pensiun di perusahaan swasta, meminta agar tidak ada lagi karyawan yang tergabung dalam BPJS yang ditolak berobat di rumah sakit dan mensahkan RUU pekerja rumah tangga.
“Katanya BPJS sudah baik, tetapi masih banyak buruh yang ditolak berobat di rumah sakit. Kita sangat miris mendengarnya,” katanya.
Ia berharap dalam hari buruh ini, semua element buruh akan bergabung untuk menyuarakan aspirasinya demi kehidupan buruh yang lebih baik, sejahtera lahir dan batin. (Samz)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H