Sebenarnya saya tak ahli dalam urusan politik. Saya tak punya otoritas akademik apa pun untuk menuliskan sesuatu yang berbau politik. Saya cuma "orang luar" sajalah.
Saya jengah melihat situasi politik sekarang ini. Kita memang sudah kehilangan keindonesiaan secara sporadis. Dulu, di Indonesia, hukum yang berlaku itu sederhana saja, kita selalu bicara rasa, yaitu "pantes" dan "tidak pantes". Kita dulu masih punya rasa malu walau tidak punya hukum legal formal untuk mengatur itu. Etika kita masih dibangun di atas norma susila yang lahir begitu saja dalam tradisi, termasuk budaya malu. Itulah yang menjadikan kita sebagai Indonesia.
Kisruh sekarang ini sebenarnya selesai jika saja para tokoh wayang elit itu masih memegang budaya malu. Seandainya calon pemimpin Polisi itu punya malu, terlepas dia salah atau tidak, sejatinya dia tak perlu bersembunyi dibalik apa kata pengacaranya itu, "Apakah ada pasal yang menunjukkan bahwa tersangka harus mundur dari pencalonan?" Jelas tidak ada memang... Tapi persoalannya, apakah dia tidak punya budaya malu lagi? Apa dia tidak malu memimpin institusi penegak hukum dengan status "tersangka" dan tidak bersih secara hukum? Bagaimana mau membersihkan lantai yang kotor jika sapunya juga (diduga) kotor?
Lucunya, jika dia itu patriot, pembela negara, dan pelayan masyarakat, maka pertanyaannya apakah dia tidak resah melihat negara dan masyarakat yang dia layani sedang gelisah karena kelakuannya? Soekarno dan Gus Dur dulu punya kesempatan dan hak menggugat semua orang yang mencurangi mereka. Tapi dengan legowo dan berjiwa besar, mereka sama sekali tidak melakukan serangan balik kepada pencurang yang menzolimi karena mereka sebagai negarawan sadar betul bahwa jika mereka balik melawan maka yang muncul adalah kisruh dan bahkan perang saudara. Mereka memilih mengalahkan kepentingan pribadinya diatas kepentingan negara. Sikap itu yang tidak terlihat pada Jendral yang satu ini.
Saya tidak mau memperdebatkan siapa yang salah. Saya cuma sedih saja melihat bahwa kita koq disuguhi sebuah pendidikan politik yang membuat kita jadi bangsa yang tak tahu malu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H