Eco enzyme pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand yang berada di ThailandÂ
Tujuan dari proyek ini untuk mengolah enzim dari sampah organik yang biasanya di buang ke dalam tong sampah menjadi pembersih organik, atau sebagai pupuk alami dan pestisida yang efektif.
Jadi, eco enzyme ini adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik semisal ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan juga air.
Ia memiliki warna cokelat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang cukup kuat.Â
Eco enzyme bisa menjadi cairan serbaguna dan meliputi rumah tangga, pertanian, atau untuk peternakan.
Pada dasarnya, eco enzyme ini akan mempercepat reaksi bio kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna menggunakan ampas buah buahan atau sayuran.
Pengolahan sampah organik ini bisa menjadi salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang sangat sangat bermanfaat bagi kehidupan kita dan alam sekitar.
Dari hari pertama membuat eco enzyme, prosesnya akan melepaskan gas ozon yang bisa mengurangi karbon dioksida di atmosfer yang memerangkap panas di awan.
Jadi eco enzyme juga bisa mengurangi gas rumah kaca dan mencegah efek rumah kaca yang berlebihan yang berujung pada pemanasan global.
Dan ini bisa meng hemat kan kebutuhan keluarga dari sampah dapur menjadi pembersih rumah tangga yang alamiÂ
ECO enzym juga bisa mengurangi polusi udara yaitu gas metana yang di keluarkan dari sampah dapat menyerap 21 banyak panas daripada karbon dioksida.