Kau terlalu berhaga untuk ku campakan ke lembaran masa lalu
Namun kau begitu sakit untuk ku ingat setiap jengkalan nama mu
Kau tak tau perasaan ini bukan?
Karena kau tak pernah mengenali hati ku
Tak pernah!
Sadarkah kau?
Perjuangan ku untuk meneguhkan hati ku ke kamu begitu hebat?
Tau kah kamu?
Aku terlalu ringkih untuk memendam semua rahasia hati ini?
Sadarkah kau?
Hati ku tak pernah sedikitpun terbuka untuk yang lainnya?
Ntah lah, mengapa aku terlalu bodoh seperti ini.
Terlau bodoh untuk menangisi kamu yang sedang asyik memadu cinta disana
Namun jujur, aku sungguh tak bisa terlepas dari bayang-bayang mu
Setahun, dua tahun, hingga kini berjalan lima tahun
Dan perasaan itu tetap sama
Sama seperti yang dahulu
Enathlah, entah pemahaman cinta yang mana ku anut
Pemahamn cinta yang mana yang selalu membuat malam-malam ku tak nyenyak
Dear, mengapa kau semangkin hari semangkin dingin
Kau semangkin angkuh, untuk ku puja
Dear, masihkah paras itu menjadi tolak ukur mu dalam bercermin?
Dear, masihkah perasaan cemburu itu tertinggal di hati mu?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI