Mohon tunggu...
Farhan S Basyaiban
Farhan S Basyaiban Mohon Tunggu... Programmer - Basyaiban

Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, mereka yang menyukaimu tidak membutuhkannya dan yang membencimu tidak akan percaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tak Bisa Menulis di Opini Kompas, Cukuplah di Kompasiana!

22 November 2010   04:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:24 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12903996111463876364

Sejak saya masih duduk di bangku SD, saya sudah membaca harian Kompas. Kebiasaan ini berlanjut ketika saya melanjutkan ke sekolah boarding school. Harian Kompas sudah menjadi bagian hidup yang selalu menemani hari-hari dan akrivitas saya. Biasanya yang pertama kali saya buka ketika membacanya di pagi hari adalah rubrik Opini (setelah flash reading headline Kompas).  Saya menganggap rubrik Opini Kompas adalah miniatur demokrasi jendela Indonesia, karena orang bebas berekspresi dan saling menanggapi lewat media tulisan. Ya, tulisan dibalas dengan tulisan. Membacanya bak membaca cerita bersambung. Ada ujaran menarik dari seorang teman, "sudahkah anda menulis di Opini Kompas?" Ujaran tersebut mempunyai makna cukup mendalam, karena rubrik Opini Kompas sudah bertransformasi menjadi barometer intelektualitas seseorang. Saya percaya hal ini karena tim redaksi Opini sangat selektif memuat tulisan seseorang, sehingga ada seorang teman yang sering mengirimkan tulisannya namun tak kunjung dimuat oleh Kompas. Saya sendiri belum pernah mencoba mengirim tulisan di Opini Kompas (tidak PeDe). Sejak Kompas meluncurkan portal kompas.com dan serius menanganinya, saya mempunyai keyakinan akan segera lahir sebuah komunitas yang merupakan pelahap harian Kompas setiap pagi. Komunitas dengan beragam latar belakang dan disatukan dengan kenyataan bahwa mereka terbiasa mengikuti berita di harian Kompas. Keyakinan saya ini terbuktikan dengan diluncurkannya kompasiana.com dua tahun lalu. Sebuah saluran untuk menuangkan pikiran seseorang tentang apa saja (saat ini kompasiana membuat klasifikasi ekonomi, fiksi, green, hiburan, humaniora, kesehatan, lifestyle, lomba, media, olahraga, peristiwa, polhukam, teknologi, wisata). Akhirnya saya bisa menulis di Kompasiana, setelah saya tidak PeDe menulis di rubrik Opini Kompas. Saya juga menganggap Kompasiana tidak kalah kelasnya dengan Opini Kompas, karena di Kompasiana ada kebebasan. Kebebasan dalam mengekspresikan diri melalui tulisan. Bravo Kompasiana, sharing... connecting!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun