Dulu semasa kuliah saya nyambi kerja di panti asuhan muhammadiyah Lowanu Jogja. Suatu ketika ada kejadian anak asuh saya yang kelas 2 SD jatuh dari pohon dilingkungan panti. Kakinya patah dan harus dirawat inap di rumah sakit.
Dua hari kemudian, saya kaget melihat pohon dimana si anak jatuh telah ditebang. Saya langsung menanyakan kepada pengurus alasan kenapa pohon tersebut ditebang, yang katanya biar tidak ada kejadian anak jatuh lagi. Saya sempat marah  dengan argumentasi ini, karena hal tersebut tidak menyelesaikan masalah namun hanya keputusan parsial.
Cerita di panti tersebut ada hubungannya dengan fenomena menyalah gunakan Internet. Mulai dari facebook sampai twitter dan blog yang banyak menuai kecaman dari masyarakat karena disalah gunakan. Seperti kasus penculikan via facebook, prostitusi, etika negatif di twitter, blog rasis dan sebagainya.
Menkominfo yang membidangi hal ini sampai punya keinginan membikin RPM konten multimedia. Padahal presiden tidak diberitahu hal tersebut (seperti pendapat ketua mahkamah konstitusi Mahfudz MD, banyak menteri latah menerbitkan peraturan menteri).
Apa yang dilakukan menkominfo yang berasal dari PKS ini menjadi perdebatan bagi aktivis telematika. Terkesan menkominfo seperti pengurus panti yang langsung menebang pohon dimana anak asuh tersebut jatuh hingga patah tulang. Bukannya mengkampanyekan penggunaan Internet sehat atau hal yang berbau edukatif lainnya, menkominfo lebih senang menggunakan ego dan jabatannya untuk mengkebiri Internet.
Ah.. Internet itu kan gudang pengetahuan. Tapi bisa juga sumber maksiat. Semua kembali kepada kita sebagai user. Mari kita kampanyekan Internet sehat, berikan disclaimer kepada anak-anak kita tentang sisi positif dan negatifnya Internet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H