Kabupaten Magetan, yang dikenal dengan produksi kulitnya yang khas, baru-baru ini mengalami terobosan signifikan dalam industri kerajinan kulitnya. Tim  dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) telah memperkenalkan inovasi baru dalam proses penyamakan kulit yang berpotensi untuk meningkatkan nilai jual produk kulit dari Magetan. Inovasi ini diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi para pengrajin kulit lokal dan mendongkrak daya saing produk kulit Magetan di pasar nasional maupun internasional.
Pelatihan dan Pendampingan Kepada Pengrajin/dokpriProses penyamakan kulit adalah tahap kritis dalam produksi kulit yang menentukan kualitas, daya tahan, dan nilai jual produk akhir. Tim peneliti UMM telah mengembangkan metode penyamakan kulit berbasis bahan alami yang ramah lingkungan, berbeda dari metode konvensional yang sering kali menggunakan bahan kimia berbahaya. Metode ini tidak hanya lebih aman bagi lingkungan, tetapi juga menghasilkan kulit dengan tekstur dan kualitas yang lebih baik.
Inovasi ini melibatkan penggunaan ekstrak tumbuhan lokal sebagai bahan penyamakan utama, yang sebelumnya belum banyak digunakan dalam industri kulit di Indonesia. Ekstrak tumbuhan ini memberikan hasil yang lebih halus dan tahan lama, serta meningkatkan kemampuan kulit untuk menyerap pewarna secara merata, menghasilkan warna yang lebih cerah dan tahan lama. Selain itu, metode ini juga mengurangi penggunaan bahan kimia beracun yang seringkali menjadi masalah lingkungan.
Dengan penerapan metode penyamakan baru ini, diharapkan kualitas produk kulit dari Magetan akan meningkat secara signifikan. Bagi para pengrajin kulit di Magetan, ini berarti produk mereka akan memiliki keunggulan kompetitif yang lebih besar di pasar. Kualitas kulit yang lebih baik dan proses produksi yang ramah lingkungan akan menjadi nilai tambah yang dapat menarik perhatian konsumen dan pelaku pasar.
Ketua Tim  Pengabdian UMM,  Prof Dr, Wehandaka Pancapalaga. M.Kes,. didampingi oleh tim dosen yang terlibat dalam program pengabdian ini yaitu ,.Dr. Tutik Sulistyowati, M.Si ( Fisip- Sosiologi ). Rinaldy Achmad Robert F, S.AB ,M.M, ( Manajemen -- FEB ), Muhammad Khoirul Fuddin, S.E.,M.E ( Ekonomi Pembangunan -- FEB ). Rini Pebri Utari S.Pd,M.T ( Teknik Sipil -- Fakultas Teknik ), Ririn Harini , M.Kep ( Profesi Ners -- Fikes) dan tak ketinggalan beberapa mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang.  menyatakan, "Kami berharap inovasi ini dapat memberikan manfaat langsung kepada para pengrajin kulit di Magetan. Kami percaya bahwa dengan meningkatkan kualitas produk dan menerapkan metode yang lebih ramah lingkungan, kita tidak hanya mendukung keberlanjutan industri kulit, tetapi juga membuka peluang pasar yang lebih luas."
Untuk memastikan penerapan inovasi ini berhasil, tim UMM juga menyediakan pelatihan intensif bagi para pengrajin kulit di Magetan. Pelatihan ini mencakup teknik-teknik baru dalam proses penyamakan, serta penggunaan peralatan dan bahan-bahan alami yang diperlukan. Selain itu, tim peneliti juga menyediakan dukungan teknis dan konsultasi untuk membantu pengrajin dalam proses transisi ke metode penyamakan baru ini.
Dengan adanya pelatihan dan dukungan ini, para pengrajin diharapkan dapat dengan cepat mengadopsi inovasi tersebut dan memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas produk mereka. Penerapan metode penyamakan baru ini diharapkan dapat mengurangi biaya produksi, meningkatkan efisiensi, dan pada akhirnya meningkatkan profitabilitas usaha mereka.
Inovasi penyamakan kulit yang diperkenalkan oleh UMM bukan hanya sebuah langkah maju bagi industri kulit Magetan, tetapi juga berpotensi untuk menjadi model bagi industri kerajinan kulit di daerah lain di Indonesia. Dengan adanya peningkatan kualitas produk dan proses produksi yang lebih berkelanjutan, Magetan dapat menjadi contoh bagaimana inovasi dan kerja sama antara akademisi dan industri dapat membawa perubahan positif.
Pemerintah Kabupaten Magetan dan asosiasi pengrajin kulit setempat menyambut baik inisiatif ini. Mereka berharap bahwa kerjasama ini dapat terus berlanjut dan berkembang, serta memberikan dampak positif yang lebih besar bagi komunitas lokal dan industri kulit secara keseluruhan.
Dalam beberapa bulan ke depan, tim UMM bersama dengan pengrajin kulit Magetan akan terus memantau dan mengevaluasi hasil dari penerapan metode penyamakan ini. Dengan harapan bahwa inovasi ini tidak hanya meningkatkan nilai jual produk kulit Magetan, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal dan pelestarian lingkungan.