Mohon tunggu...
Basuki
Basuki Mohon Tunggu... Guru - Guru, kontributor TribunManado.co.id, penulis, trainer kepenulisan tinggal di Jakarta.

Penulis buku: 1` Cambrige IGCSE Bahasa Indonesia Coursebook (Cambridge International IGCSE) ISBN-13 978- 1316600054 2. Asyik Menulis di Media Massa (Littera, 2009) 3. Sari Kehidupan (Andi Yogyakarta, 2000) 4. Daud Paramarta: Auditor Berhati Misi (Perkantas, 2005) 5. Retorik Kiat Bertutur (YA3 Malang, 1990, bersama I Gusti Ngurah Oka) Terjemahan: 1. Haddon W. Robinson, Biblical Preaching (Menyiapkan Khotbah Ekspositori), (Penerbit Yayasan Andi, 2001, Yogyakarta) 2. John Newton (Penerbit Yayasan Andi, Yogyakarta)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

KPMB, IPMABA, dan IKB Dukung dr Taufik Maju Cabup Banyuwangi

30 September 2019   00:17 Diperbarui: 30 September 2019   21:00 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokter Taufiq ditemani istri melantunkan tembang “Kanggo Riko” (Basuki)

Dukungan untuk dr. Taufiq Hidayat, MKes, SpAnd (K) menjadi Cabup Banyuwangi kembali menderas. Jika sebelumnya ada Kelompok Nelayan Banyuwangi, Relawan BEROYONE, Komunitas Janakim, kali ini deklarasi datang dari Alumni Keluarga Besar dan Mahasiswa Banyuwangi (KPMB), Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Banyuwangi (IPMABA), dan Ikatan Keluarga Banyuwangi (IKB). Deklarasi yang dihelat Minggu, 22 September 2019 di Waroeng Kemarang, Kemiren, Banyuwangi ini diikuti peserta dari Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Purwokerto, Surabaya, Malang, Jember, Denpasar, Mataram, Makasar dan berbagai kota besar Indonesia lainnya.

Taufiq yang mendapat julukan Sang Fajar, ditemui secara terpisah usai deklarasi menyatakan, "Saya tentu saja sangat berterimakasih atas dukungan yang diberikan. Saya yakin sebelum menjatuhkan pilihan, para intelektual yang tergabung di KPMB, IPMABA dan IKB sudah menimbang dengan cermat dan rasional. Karena itu, amanah yang mereka percayakan akan saya sambut dengan sepenuh hati demi Banyuwangi yang makin bermartabat."

Ketua Panitia Deklarasi Ir. H. Achmad Hanafi Zen saat memimpin acara mengaku tak kuasa menyembunyikan rasa kagumnya pada sosok Taufiq. "Kang Taufiq itu tidak hanya pemimpin yang merakyat, tapi secara kualifikasi memang sangat mumpuni. Dia putra asli kelahiran Banyuwangi. Selama menjabat direktur berbagai rumah sakit, inovasi-inovasi yang dilakukannya mendapat apresiasi tidak hanya di dalam negeri tapi juga manca negara," ujarnya.

Dokter Taufiq (tengah) dan istri bersama Ketua Panitia Reuni, Ir. H. Achmad Hanafi Zen.(Basuki)
Dokter Taufiq (tengah) dan istri bersama Ketua Panitia Reuni, Ir. H. Achmad Hanafi Zen.(Basuki)

Dibantu Ketua KPMB Mataram Darma S., berjibun penghargaan prestisius Sang Fajar pun dibacakan. Ada Program Reformasi Online Cepat Output Tepat (PROCOT) yang dianugerahi Medali Emas Tingkat Nasional 2016 dan Medali Emas Tingkat Internasional di Manila 2017. Ada inovasi Gerakan Asuhan Nyata pada Disabilitas, Risiko Tinggi, Usia Lanjut, Veteran, Pensiunan, dan Gravida (GANDRUNG) yang diganjar Award Juara 1 Tingkat Nasional 2018 oleh PERSI dan KARS serta Medali Emas Tingkat Internasional di Singapura. Tak ketinggalan terobosan Gugus Antisipasi Cegah Antrean Panjang dengan Antar Obat ke Rumah Pasien (GANCANG ARON) yang berhasil menembus Top 40 Sinovik dan berbuah reward berupa Dana Insentif Daerah dari Pemerintah RI sebesar Rp 8 miliar lebih!

Dokter Taufiq ditemani istri melantunkan tembang “Kanggo Riko” (Basuki)
Dokter Taufiq ditemani istri melantunkan tembang “Kanggo Riko” (Basuki)

Deklarasi Taufiq semakin mengesan dengan hadirnya Tari Jejer Gandrung Tengah Sawah dan PS Relawan BEROYONE yang begitu rancak memesona. Tampilan mereka yang begitu impresif seolah menegaskan jika Taufiq yang juga Ketua Dewan Kesenian Blambangan Banyuwangi ini memang figur yang sangat didamba bisa mengangkat seni budaya Banyuwangi menjadi makin moncer. 

Tari Jejer Gandrung Tengah Sawah yang merupakan ide pemilik Waroeng Kemarang Wowok Meirianto tampil begitu rancak memesona. (Basuki)
Tari Jejer Gandrung Tengah Sawah yang merupakan ide pemilik Waroeng Kemarang Wowok Meirianto tampil begitu rancak memesona. (Basuki)

Harapan ini jelas bukan pepesan kosong. Bagi suami dr. Andriyani H, MMRS, Dipl.Cibtac ini, seni tradisional Banyuwangi memang telah menyatu dalam jiwanya. Sejak kecil Taufiq yang gemar memainkan gamelan angklung Banyuwangi dan piawai membetot bass kendang kempul ini bahkan tak canggung kala melantunkan lagu "Kanggo Riko". Ya, Kanggo Riko, "untukmu" rakyat Banyuwangi, Sang Fajar siap mengabdi.***

Penulis: Basuki, bisa dihubungi di: basuki_cakbas@yahoo.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun