DIlEMA MAHASISWA DI MASA PANDEMIÂ
Datanglah seseorang mahasiswa tingkat akhir dari perguruan tinggi yang terkemuka dengan didampingi kedua orang tuanya, terlihat dia menundukan pandangan, kurang bersemangat. Orang tuanya cemas dengan kondisi anaknya, ayahnya menyampaikan jikalau anaknya cerdas, rajin, selalu berprestasi dan selalu bersemangat dalam mengikuti proses pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Dan sesekali ibunya menimpali untuk melengkapi cerita suaminya.Â
Namun kondisinya seakan berubah 180 derajat, anaknya sekarang sering menyendiri di kamar, sering terbangun dari tidurnya, murung dan tugas akhir kuliah ditinggalkan. Anaknya merasa frustasi dengan dengan kondisi sekarang ini, selama masa pademi ia merasa kurang fokus dan bingung. Semua rencana yang telah dia siapkan seakan berantakan, tidak berjalan sesuai dengan harapan. Itulah sekelumit gambaran permasalahan yang dihadapi salah seorang mahasiswa selama masa pandemi dan kemungkinan ada banyak mahasiswa yang mengalami permasalahan serupa atau mungkin permasalahan lainnya.
 Pandemi berdampak dan mempengaruhi semua aspek kehidupan, di tataran global semua negara merasakan dampaknya. Kemampuan tiap negara dalam mengatisipasi dan menangani pademi juga sangat bervariatif, tergantung sumber daya yang dimiliki. Indonesia mengkofirmasi kasus pertama pada bulan Maret 2020, pemerintah telah mengambil langkah yang diperlukan untuk mengatasi pademi. Mengingat pademi berdampak pada semua sektor.
     Semua stake holders dunia pendidikan merasakan dampak dari pademi, baik dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Kemdikbud menerbitkan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan, salah satunya penerapan pembelajaran jarak jauh atau dalam jaringan (daring). Pembelajaran daring juga diterapkan di Perguruan Tinggi, baik kegiatan perkuliahan, konsultasi dan ujian tugas akhir. Diantara permasalahan yang dihadapi mahasiswa selama masa pandemi adalah: penyesuaian kuliah daring, penyelesaian tugas akhir yang molor, permasalah ekonomi, terbatasnya ruang diskusi dan interaksi sosial diantara mahasiswa dan lain sebagainya.
Kondisi tersebut tentunya menjadi tantangan, mahasiswa yang adaptif dengan perubahan dapat segera menyesuaikan diri. Akan tetapi ada sebagian mahasiswa yang mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Hal ini tentunya akan berdampak buruk kepada mahasiswa tersebut, dan berpotensi menghadirkan permasalahan yang lebih serius, diantaranya: munculnya kecemasan/stress, demotivasi, sikap acuh tak acuh dan kemungkinan droup out.
Mengapa Bisa Terjadi?
      Respon mahasiswa terhadap pandemi dan perubahan yang mengiringinya berbeda satu dengan yang lainnya. Rasa cemas dan khawatir terhadap kondisi yang ada tentunya hal wajar, mahasiswa yang kurang mampu mengelola dengan baik perasaan cemas dan khawatir tersebut akhirnya berdampak terhadap keberlangsungan studinya.
Cara pandang yang kurang tepat terhadap pademi berpengaruh terhadap kondisi kita. Pandemi dapat dilihat dengan kacamata yang berbeda antar individu. Ada mahasiswa yang menganggap pademi sebagai sesuatu yang mengancam, dan apabila ia tidak mampu mengelola kondisi ini dengan baik maka akan memunculkan perasaan tidak nyaman. Situasi ini akan memunculkan rasa frustasi.
Tidak semua orang siap untuk menghadapi perubahan, karena pademi mengakibatkan situasi banyak berubah. Mahasiswa identik dengan individu yang aktif, dinamis dan punya motivasi tinggi. Setiap perubahan harapannya dapat direspon dengan baik dan tidak menyisakan masalah. Faktanya ada sebagian mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam merespon perubahan. Pademi menjadikan segala sesuatu berubah, termasuk sistem perkuliahan. Mahasiswa yang tidak siap dengan perubahan tersebut, akan kesulitan menyesuaikan diri.
Ada sebagian mahasiswa yang dependen/tergantung orang lain dan kurang mandiri. Sejatinya manusia sebagai makhluk sosial dan saling membutuhkan, oleh karenanya kita tidak bisa lepas dari hubungan dengan orang di sekitar kita. Idealnya hubungan antar manusia harus berimbang. Kenyataannya ada orang yang memiliki ketergantungan dengan orang lain. Selama masa pandemi aktivitas mahasiswa lebih banyak di rumah, sebelum pademi ia dapat bebas berinteraksi langsung dengan temannya tetapi sekarang kesempatan itu sangat minim. Kehadiran teman untuk sebagian mahasiswa sangat berarti, pandemi mengubah segalanya, dan kesempatan untuk sharing dan diskusi menjadi terbatas.