PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Jakarta sejak tahun 2022 memiliki kepedulian terhadap upaya konservasi Bangau Bluwok. Pada tahun 2023 ini kegiatan konservasi yang dilakukan mengarah pada penelitian pola perkembangbiakkan bangau bluwok serta konservasi habitat bangau bluwok di Pulau Rambut melalui penanaman mangrove, budidaya terumbukarang dan beberapa kegiatan lainnya
Kegiatan riset mendukung konservasi bangau bluwok di Pulau Rambut dilakukan hingga tercapainya output berupa publikasi ilmiah. Adapun kegiatan action dilakukan di dua lokasi yaitu di Pulau Rambut dan Pulau Untung Jawa. Budidaya terumbu karang dan pemasangan bambu penahan ombak serta pemasangan plang konservasi Bangau Bluwok dilakukan di Pulau Untung Jawa sedangkan pembuatan spot tematik direncanakan di Pulau Rambut
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu pelaksanan kegiatan 60 (enam puluh) hari (Februari hingga Maret 2023). Tempat Pelaksanaan dilakukan lokasi di Pulau Rambut Kelurahan Untung Jawa, Kecamatan Kepulauan seribu selatan, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta.
 Riset
Alat utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa tipe drone. Drone yang akan diujicobakan adalah adalah (a) DJI Phantom 4 Pro Quadcopter; (b) Syma-X25 Pro, dan (c) Syma-X8 Pro GPS. Peralatan lain yang diperlukan adalah binokuler, GPS, serta pelengkapan untuk pencatatan di lapangan. Bahan yang diperlukan adalah kain (warna biru, hijau, loreng hijau) untuk kamuflase alat drone, penanda sarang dan penanda pohon. Drone akan menghasilkan banyak image, sebagai bahan yang akan dipakai untuk analisa lebih lanjut.
Beberapa perlakuan yang akan diuji adalah:
- jarak drone terhadap obyek burung (standar jarak adalah 30 m; akan dicoba 50, 30 dan 10 m, jika memungkinkan), kecepatan terbang drone (2, 4, 6, 8 m/detik) (Gambar 3),
- sudut kedatangan drone (20o, 30o, 60o, 90o),
- warna (warna asli putih, akan dilapis dengan kain warna biru, hijau dan loreng hijau), dan
- waktu pengambilan data (pagi, siang, sore).
Suara dan angin yang ditimbulkan oleh drone akan diatur sehingga tidak merusak sarang dan tidak pula mengganggu kegiatan dan perilaku induk burung dan anakan.
Adapun respond yang akan diamati adalah sebagai berikut:
- Sarang: keutuhan sarang (apakah ada daun dan ranting yang terjatuh akibat angin yang ditimbulkan oleh drone)
- Induk burung: perilaku dan durasi mengawasi (vigilance) dan waspada (alert), apakah burung mengeluarkan suara peringatan (alarm called) atau terbang (initiated fight) dan waktu yang diperlukan untuk kembali ke sarang (latency to resume breeding)
- Anakan burung (piyik dan pra-remaja): perilaku dan durasi mengawasi (vigilance) dan perilaku waspada (alert).
Gambar 2. Skema perlakuan ketinggian, kecepatan dan sudut kedatangan drone.
Laporan akhir Pendampingan Program Keanekaragaman Hayati PT Pertamina Patra Niaga ITJ
5
Selain pengamatan perilaku, akan pula dilakukan pengamatan distribusi sarang bangau bluwok dengan menggunakan image foto yang dihasilkan dengan drone. Akurasi penghitungan sarang dengan drone (aerial) akan diperbandingkan dengan sensus secara konvensional (terrestrial; melalui sensus. Analisa data perilaku dan respon dilakukan dengan menggunakan video footage dan foto-foto yang dihasilkan oleh drone. Analisa perilaku akan diusahakan dilakukan secara kuantitatif melalui sistem skoring untuk melihat reaksi burung terhadap perlakuan yang diberikan.
b. Kegiatan Aksi
Seluruh kegiatan aksi dilakukan melalui koordinasi dengan pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta yang memiliki kewenangan terkait kegiatan konservasi di Pulau Rambut dan Pulau Untung Jawa. Begitu pula dalam hal perancangan desain plang konservasi dan pembuatan spot tematik dilakukan sesuai arahan pihak BKSDA.
Kegiatan budidaya terumbu karang dilakukan oleh PT Pertamina ITJ bermitra dengan komunitas Sobat Bluwok yang ada di Pulau Untung Jawa dengan arahan dari pihak BKSDA Jakarta.
Beberapa hasil riset penggunaan drone untuk pengamatan perilaku bersarang burung Bangau Bluwok di Suaka Margasatwa Pulau Rambut antara lain (Draft artikel ilmiah terlampir :
1. Selama penelitian, bangau bluwok ditemui bersarang di Pohon mangrove jenis Rhizophora mucrota dengan ketinggian rata-rata 11,33 m dan diameter tajuk 5,73 m. Pada penelitian Imanuddin and Mardiastuti (2003) sebelumnya bangau bluwok banyak ditemui bersarang pada pohon yang tinggi seperti Sterculia foetida, Ficus timorensis, Manilkara kauki, and Terminalia catappa. Selama beberapa tahun terakhir, hanya Rhizophora mucronata yang digunakan, kemungkinan untuk menghindari angin kencang, ditambah lagi dengan semakin sedikitnya ketersediaan pohon-pohon besar dengan tajuk yang rapat.
2. Pengamatan langsung pada perilaku respon bangau bluwok terhadap penggunaan drone saat observasi menegaskan bahwa perilaku perkembangbiakan bangau bluwok tidak terlalu terganggu dengan penggunaan drone. Hal ini juga ditunjukkan dengan gambar-gambar yang dihasilkan oleh drone.
3. Penggunaan drone kecil dengan kemampuan manuver tinggi dapat digunakan untuk mengamati peribiakkan burung air. Kelemahan drone berukuran kecil adalah kualitas foto atau video yang dihasilkan. Namun demikian untuk fase perkembangbiakkan (jumlah telur dalam sarang, perkiraan ukuran sarang) masih dapat diidentifikasi
4. Penggunaan drone juga perlu mempertimbangkan cuaca. Drone mampu bekerja dengan baik saat angin tidak terlalu kencang. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan Penelitian adalah 1) cuaca, b) ukuran dan warna drone, c) aktivitas harian burung. Musim kawin bangau tercatat bertepatan dengan musim hujan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H