Mohon tunggu...
Dr.Dr.Basrowi.SE.ME.MPd.PhD
Dr.Dr.Basrowi.SE.ME.MPd.PhD Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat adm bisnis Alumni S3 Unair, Alumni S3 UPI YAI Jakarta, S3 Asia e University

Man Jadda Wa Jadda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Mencegah Stunting pada Keluarga Harapan

25 Februari 2024   05:49 Diperbarui: 25 Februari 2024   06:42 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Strategi Mencegah Stunting Pada Keluarga Harapan

Sebagaimana diketahui bahwa, keluarga harapan di Indonesia jumlahnya masih cukup banyak. Hal ini sangat terkait dengan jumlah pengangguran di Indonesia yang masih cukup merata di setiap provinsinya. Banyak usaha yang sudah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi pengangguran, mulai dari manarik investasi, membuka berbagai lapangan kerja baru, memberi pelatihan dalam bentuk kartu pra kerja, dan berbagai proyek padat karya yang khusus diberikan kepada para penggangguran.

Berbagai Upaya di atas sejalan dengan langkah pertama yang harus dilakukan untuk mencegah stunting yaitu, melakukan upaya pengurangan pengangguran dan peningkatan pendapatan masyarakat sebagai kunci utama mengatai stunting di Indonesia. Tanpa adanya peningkatan pendapatan Masyarakat, maka jumlah stunting tidak akan mampu diturunkan, mengingat faktor utama penyebab stunting adalah kurangnya asupan gizi bagi anak, yang semuanya itu tidak bisa lepas dari pendapatan Masyarakat.

Ibu hamil, dan menyusui serta anak dengan umur seribu hari pertama kehidupan membutuhkan asupan gizi yang mencukupi. Manakala mereka mengalami kekurangan asupan gizi tentu akan mengalami hambatan pertumbuhan. Oleh karena itu, kepada mereka dibutuhkan asupan gizi yang cukup dan berimbang sehingga mampu memacu pertumbuhan dengan sempurna.

Langkah kedua, sebagai cara untuk mencegah stunting adalah memberikan literasi, edukasi, dan sosialisasi kepada ibu dalam cara memilih dan cara memasak makanan bergizi bagi anak dengan bernar, sehingga denggan pendapatan keluarga yang ada mampu membeli berbagai makanan bergizi yang dibutuhkan anak. Pengetahuan ini sangat penting, karena banyak ibu-ibu yang justru mengutamakan gizi untuk dirinya dan suaminya, sedangkan untuk anak dinomorduakan.

Langkah ketiga sebagai cara untuk mencegah stunting adalah menumbuhkan kesadaran dan pemahaman untuk mendahulukan kebutuhan anak dibandingkan kebutuhan orang tuanya. Orang tua dalam berbelanja harus mendahulukan kebutuhan anak dibandingkan kebutuhan dirinya. Ayah harus mendahulukan kebutuhan gizi anak dibandingkan kebutuhan Rokok, makan di warung, kebutuhan hiburan, dan kebutuhan lain yang bisa mengurangi hak anak untuk mendapatkan gizi berimbang. Ibu-ibu harus mampu mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan perawatan diri, bersolek, fashion, sosialita, paket data, dan berbagai kebutuhann lain yang bisa menyita kebutuhan pemenuhan gizi anak.

Langkah keempat yaitu meningkatkan peran kader Posyandu dan PKK dalam memberikan penyuluhan cara pencegahan penanggulangan, dan bahaya stunting. Mereka inilah yang dapat diperankan sebagaii mitra ibu-ibu rumah tangga dalam memberikan edukasi dan sosialisasi tentang hal ihwal stunting.

Manakala keempat Langkah itu dilakukan dengan baik, diharapkan, Upaya pencegahan stunting dapat berjalan dengan baik, dan angka pravelensi stunting akan menurun dengan drastis (signifikan), karena upaya pencegahan dan penanggulangan stunting dapat dilakukan dari hulu hingga hilir.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun