Dikesunyian pagi aku datang mencari dermawan sejati. Pemilik lumbung dan sumur satu-satunya di desa. Karung pikiran dan timba hatiku yang kosong siap menerima. Air murni dari mata air dan gandum terbaik hendak kupadatkan
Sungguh segar sampai kejiwa bila munim dari air ini. Peringatan-peringatan yang kudapat dari pemilik lumbung. Sangat menggugah hati. Dalam hati kuberkata  esok ku kan kembali lagi
Semangat baru, menghadapi hari baru. Biarlah makanan yang menyegarkan pikiranku. Dan minuman yang menyegarkan jiwa. Dapat pula engaku nikmati, teman
Sini sahabat, aku hendak berbagi kepadamu. Siapkan pula karung dan timbamu. Gandum dan air yang kutuangkankan akan jadi kepunyaanmu. Gandum dan airku tak akan pula berkurang
Buka pula tanganmu. Aku hendak memberi segenggam harapan, terimalah. Aku berharap engkau juga membagikannya dengan cuma-cuma. Supaya tidak ada orang yang mati kelaparan atau  mati kehausan di desa kita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H