Mohon tunggu...
Basril Tarigan
Basril Tarigan Mohon Tunggu... Tutor - Simple writer, big dreams.

Simple writer, big dreams.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menanti

30 April 2019   15:46 Diperbarui: 30 April 2019   16:07 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-pixabay.com

Senja ini warna langit kelabu
Dan hembusan angin sampai menusuk ke tulang
Ingatkan masa lalu

Dari balik jendela
Kulihat seorang anak duduk di tanah kering merangkul gitar
Sinar matanya redup

Tiba-tiba terdengar gemuruh bersuara kencang sekali
Menggetarkan jendela kacaku
Seolah menyampaikan pesan

Perlahan anak itu menggerakkan tangannya
Sayup-sayup kudengar suara melodi gitarnya
Dari balik jendela

Gerimispun turun dan gemuruh kian bersahutan
Anak itu khusyuk bermain gitar  
Dan mulai mengeluarkan rangkaian kata

Suara nyanyian anak itu lembut sekali
Ia memuji sang khalik
Gemuruhpun berhenti, diikuti tetesan hujan membasahi jendela dan semakin deras

Anak itu berlari dan berteduh di bawah pohon
Samar-samar kulihat dari jendela kacaku
Tatapan mata anak itu berubah penuh harapan

Ia tersenyuman
Wajahnya menunjukkan ada harapan baru
Melihat hujan membasahi tanah yang kering berbulan bulan

Berbulan-bulan pula telah ku amati anak itu
Bermain gitar bila senja tiba
Nyanyiannya baru setiap hari

Sekarang ku mengerti
Apa yang dinanti anak itu
Dan ia mendapatkannya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun