Mohon tunggu...
Sofyan Basri
Sofyan Basri Mohon Tunggu... Jurnalis - Anak Manusia

Menilai dengan normatif

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Reshuffle dan Konsolidasi Kekuatan ala Jokowi

11 Agustus 2017   22:44 Diperbarui: 12 Agustus 2017   08:58 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*******

Reshuffle kabinet memang menjadi sebuah hal yang lumrah dalam menjalankan roda pemerintahan bagi seorang Presiden. Akan tetapi, dengan melihat nama-nama baru yang muncul dipermukaan, tentu akan sangat menarik untuk disoroti. Sebab ketika nama baru itu tentu memiliki kiprah yang kuat dalam berbagai bidang pun peluang menjadi senjata andalan di Pilpres.

Sebut saja Nana, dari biografinya, perempuan kelahiran 1977 (49) itu merupakan presenter, host, dan jurnalis yang sangat handal. Nana merupakan salah satu tokoh perempuan yang mampu menyedot perhatian anak muda. Bukan hanya karena prestasinya saja, tapi Nana ini bisa jadi merupakan perwakilan generasi Z yang ada saat ini.

Olehnya itu, sebagai tokoh perempuan yang masih tergolong muda, Nana bisa jadi akan menjadi corong bagi generasi Z untuk terwakili di Kabinet Kerja. Efeknya, tentu bisa jadi bukan hari ini atau esok, akan tetapi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.

Sedangkan Puang Idrus, tentu saja merupakan bagian dari lobi politik untuk tetap mengamankan usungan dari partai berlambang pohon beringin di Pilpres mendatang. Meski memang selama ini, Partai Golkar telah mengumandangkan akan mengusung Jokowi pada Pilpres mendatang, akan tetapi kan jinak itu belum tentu tidak akan melakukan perlawanan.

Ketika Puang Idrus masuk kabinet, Nurdin Halid lolos menjadi gubernur Sulsel yang merupakan salah satu corong politik dikawasan Indonesia Timur, maka cenat cenut kepala yang berada dibalik jendela Istana di Jakarta sana akan sedikit hilang. Pasalnya, sekali mendayung, usungan di Pilpres aman, pun pundi suara di Sulsel pun demikian. Entahlah.

Khusus untuk AHY, tentu akan menjadi senjata utama. Dimana hal ini akan menjadi catatan bagi para pelaku pertemuan nasi goreng lalu. Wacana AHY masuk lingkaran istana tentu menjadi rakitan bom nuklir bagi mereka yang terus melakukan perlawanan terhadap pemerintah. Meski memang saat ini masih sekedar wacana saja, akan tetapi kubu sebelah sudah pasti akan gelisah.

Olehnya itu, reshuffle jilid tiga merupakan konsolidasi kekuatan berupa tameng sekaligus todongan senjata bahwa Jokowi masih berada diatas angin dalam menatap Pilpres. Dan tentu saja akan menjadi titik temu bagi para pencari kepentingan untuk dijadikan sebagai jualan politik dalam meraih simpati rakyat dalam mengumpulkan pundi-pundi suara pada Pilpres mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun