Mohon tunggu...
Makmun Nasution
Makmun Nasution Mohon Tunggu...

Hanya Sebagai Seorang Kepala Rumah Tangga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Eloknya Danau Toba tapi Infrasrukturmu Buruk

13 Desember 2013   12:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:58 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir November 2013 kemarin saya liburan ke Medan Sumatera Utara. Sejak saya tinggalkan kota ini tahun 1992 silam kini wajahnya telah banyak berubah ditandai dengan gedung-gedung tinggi, tetapi hati saya sangat kecewa dengan kondisi jalanan di Kota Medan. Hampir di setiap sudut kota terjadi kemacetan yang luar biasa. Melihat kondisi ini dalam benak saya Pemerintah Kota Medan tidak siap dengan arus perubahan masa, di mana jalanan di Kota Medan terbilang sempit dan banyak yang rusak sehingga menimbulkan kemacetan di mana-mana ditambah lagi semrawutnya pengaturan lalu lintas di mana para pengemudi angkot sesukanya menyalib dan memberhentikan kendaraannya. Belum lagi pengemudi becak yang boleh masuk ke inti kota sehingga membuat Kota Medan dalam pikiran saya adalah merupakan kampung besar, dalam hal ini menurut pikiran saya walikotanya tidak siap menuju kota berwibawa seperti kota-kota metropolitan lainnya di Indonesia.  parit-paritnya jorok dan menimbulkan bau, jalanan banyak yang berlubang-lubang dan sempit, pengemudi sesukanya saja berhenti, tukang becak boleh masuk inti kota, banyak sepeda motor knalpotnya blong sehingga menimbulkan suara yang membuat telinga pekak. Setelah saya liburan di Medan pada tanggal 30 November 2013 tepatnya pukul 9.00 WIB saya melanjutkan perjalanan saya ke Danau Toba yang terkenal di seantero bumi ini. Dari Medan menuju Parapat Danau Toba saya menggunakan kendaraan Bus Pesiar (pariwisata). Dari Kota Medan ke Parapat Danau Toba ditempuh selama 5 jam. Ini dikarenakan banyak berhenti karena macet di Jalan Sisingamangaraja Medan, jalan akses untuk keluar dari Kota Medan menuju Danau Toba. Di sepanjang perjalanan menuju Danau Toba saya banyak menikmati pemandangan yang indah dan yang jelek. Yang indahnya dulu ya sepanjang perjalanan disuguhi dengan pemandangan kebun-kebun karet di sekitar Kabupaten Deli Serdang menuju Kota Tebingtinggi. Dari Kota Tebingtinggi menuju Kota Siantar kita disuguhi pemandangan kebun karet, sawit, dan persawahan serta hutan-hutan bukit-bukit yang masih tampak alami. Pemandangan jeleknya  jalanan menuju Parapat ini kurang lebar, banyak yang longsor mendekati Kota Parapat Danau Toba yang membuat bulu kuduk merinding melihat jurang yang dalam yang pengamanannya minim. Ditambah lagi, saat itu hujan lebat turun sepanjang perjalanan dari Siantar ke Parapat. Kembali ke cerita perjalanan dari Medan ke Danau Toba menjelang Kota Siantar, saya bersama rombongan dalam bus pariwisata banyak singgah di jalanan seperti di Pasar Bengkel. Namanya "Pasar Bengkel", tetapi bukan perbengkelan di pasar ini, melainkan tempat perbelanjaaan oleh-oleh khas Sumatera Utara, seperti bika ambon, kue lapis legit, kue angka dll.. Setelah 15 menit berada di Pasar Bengkel kami melanjutkan perjalanan menuju Danau Toba. Dalam perjalanan banyak melintasi beberapa kota kecil seperti Kota Perbaungan, Kampung Pon, dan Kota Tebingtinggi. Di kota ini kami singgah sebentar untuk isi BBM, Kota Tebingtinggi ini indah dan bersih. Setelah usai isi BBM, perjalanan dilanjutkan, tibalah kami di Kota Siantar. Di kota ini kami makan siang di salah satu rumah makan yang menyajikan burung goreng, tepatnya di kampung Sinaksak pangkal Kota Siantar. Jika dari arah Medan di kota ini banyak rumah makan yang sejenis menyajikan burung goreng. Wah rasanya luar biasa lezatnya ditambah dengan bumbu-bumbu dan lauk yang menggugah selera. Usai makan siang dilanjutkan lagi perjalanan setelah 1 jam di perjalanan dari Siantar tibalah kami di Kota Parapat dengan guyuran hujan yang lebat. Sesampainya di Parapat ini yang timbul dalam benak saya bahwa Parapat kota tujuan wisata tapi infrastrukturnya kok minim, seperti lapangan parkir bus becek dan jorok ditambah lagi dengan pedagang-pedagang di pinggir Danau Toba yang menjajakan dagangannya di bawah tenda-tenda reyot asal jadi, menambah danau ini makin buruk dari pemandangannya yang katanya tujuan wisata mancanegara, Tidak pantas rasanya daerah ini disebut daerah tujuan wisata jika infrastrukturnya tidak diubah ke yang lebih baik dan rapi. Setelah menikmati Kota Parapat saya melanjutkan perjalanan saya ke Samosir dengan menggunakan kapal berkapasitas 50 orang dan tibalah di Samosir. Timbul lagi benak saya kok tujuan wisata jalannya kok hancur banget, apakah danau toba ini sudah dilupakan. Malu rasanya jika Danau Toba ini digadang-gadang Pemerintah sebagai Tujuan Wisata Mancanegara jika dilihat infrastruktur yang dibangun pemerintah sungguh minim. Kesannya sekarang jika ke Danau Toba adalah kecewa bagi saya. Jika Pemerintah Sumatera Utara atau Kementerian Pariwisata mau dengan sungguh-sungguh membangun Danau Toba ini, saya yakin dan optimis turis mancanegara akan lebih banyak berkunjung lagi ke daerah ini. Malu rasanya melihat turis mancanegara yang datang ke Pulau Samosir melewati jalanan becek bak kubangan kerbau, seperti jalan dari Tomok ke Tuk-tuk hancur dan becek, seperti gambar di bawah ini.

Semoga pemerintah terkait mau membenahi Danau Toba. Jika dibandingkan indahnya Danau Toba dengan buruknya Infrastruktur membuat hati kecewa. Seharusnya pemerintah terkait harus lebih memperhatikan infrastruktur agar turis banyak berdatangan ke wilayah ini. Inilah kondisi Danau Toba saat ini elok.

1386910906204510091
1386910906204510091

1386911216116999170
1386911216116999170

1386911317627031083
1386911317627031083
Jika dilihat, pemandangan Danau Toba sungguh mempesona. tetapi dengan Infrastruktur yang hancur membuat hati kecewa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun