Mohon tunggu...
Fitriani Abdurrazaq
Fitriani Abdurrazaq Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris di Universitas Negeri Jakarta. Pelajar dan penulis pemula yang tertarik pada bidang agama, budaya, filsafat, dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penulis Memang Kudu Lebay, Man

26 Oktober 2011   12:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:28 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa waktu yang lalu, ketika penulis mengepost sebuah tulisan yang berisikan uneg-uneg ke-rindukampunghalaman-an di salah satu media jejaring sosial, tiba-tiba dapat komentar berisi teguran dari salah seorang kawan, isinya singkat tapi menggores hati melukai jiwa(hehe, lebay dot kom), kurang lebih dia bilang begini “biasa aja lagi!Gak usah lebay deh”. Spontan terbit kegalauan campur keki sedikit. Lha, wong udah capek-capek mengkonversi kegundahan ke dalam tulisan biar terdramatisasi dengan cara positif dan cantik, eh malah dipandang seperempat mata, gimana nggak dongkol yah?

Tapi ujung-ujungnya penulis berusaha menganalisa perkataannya juga. Penulis segera meluncur memburu situs kiri-kanan depan-belakang, ke sana ke mari mencari alamat (:D), berharap menemukan makna ‘lebay’ yang sebenarnya di perpustakaan raksasa google tersebut. Akhirnya ketemu situs kangmoes yang kocak pisan itu. Di sana tertera definisi yang cukup panjang:

pengertian katalebaysebagai berlebihan, dapat kita padankan dengan kata hiperbol. Hiperbol ada dalam kamus besar bahasa indonesia dan didefinisikan sebagai ucapan atau kiasan yang dibesar-besarkan yang dimaksudkan untuk memperoleh efek tertentu. Jika dalam sastra kita menggunakan kalimat-kalimat yang hiperbolis bisa menimbulkan efek positif maka lain halnya dengan kata-kata yang bersifat lebay. Kata-kata yang disifati “lebay” oleh anak-anak muda bisa menimbulkan efek negatif seperti ditertawakan, diejek atau dicemooh.

Anyway, thanks to Kangmoes. Tapi jika ditinjau lebih jauh, kata lebay itu terikat oleh norma atau nilai orang yang menyampaikannya. Sehingga kata lebay hanya akan terdengar dari mulut orang yang skala batas nilainya kurang dari skala batas nilai orang yang memancingnya mengatakan itu. Jadi, pada situasi tertentu, sama sekali tak masalah ketika seseorang mengatakan lebay, atau paling tidak acuhkan saja!

Seorang penulis adalah orang yang secara tidak langsung berbicara pada readersnya. Dia seharusnya sudah punya konsep mengenai siapa dan dengan level bagaimana yang akan membaca tulisannya. Sehubungan dengan kata lebay, dia kudu pol-polan menuangkan ide, kudu sungguh-sungguh mendramatisir apa-apa yang dibahas, dan kudu mati-matian menggoreskan apa yang ingin ia doktrinkan, agar pembacanya puas. Nah kata yang tepat untuk menyimpulkan ketiga hal tersebut apa lagi kalau bukan lebay? (ini aja masih jauh lebay. hehe)

Kalau kita tanya orang yang mencap kita lebay, bagaimana biar gak lebay (menurutnya), ya…mereka pasti menjawab ‘ya…kudu biasa…’ Nah, pertanyaannya, ada nggak tulisan biasa yang jadi karya sastra melegenda atau minimal berhasil diterbitkan? Saya sih belum pernah lihat. Hehe. Kalau dia balik mengomentari begini ‘ah…tulisan mereka maksimal…bukan lebay…’. Oke deh… pernah dapat karya sastra atau karya ilmiah yang mengungguli karya-karya lainnya? Baik dari segi penulisan atau ide? Nah…mereka itu melampaui maksimal. Mereka itu maksimal plus unik… Dalam hal ini, keunikan inilah yang kerap memunculkan kata lebay dari mulut orang yang skala batas nilainya lebih rendah dari penulis.

Jadi, jangan ragu menulis meski dibilang lebay asal nggak berlebay-lebayan alias melanggar norma agama dan hukum. Hehe…(lebay deh saya)! Kalo mereka tetap ngotot bilang anda lebay, bilang aja. “terserah kamu deh, yang penting I love you full….ha ha…peace…”  :D

Dewdrops~

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun