Aku ingin menjadi tawanan waktu
yang menghitung-hitung detikku bersamanya
aku bekerja sebab itu kodratku; sebagai tawanan
berdoa sebab itu kebutuhanku
setiap pagi aku bangun dengan tersenyum
sebab masaku makin tiada lama lagi
sedang aku tahu untuk apa dan karena siapa lenganku kugerakkan hari ini
pun aku yakin perutku takkan kosong hingga besoknya lagi
sebagai tawanan, aku pun sering gelisah
begitu banyak pemicu airmata dalam masaku
tiba-tiba Penjagaku mengingatkanku: bahagia di sini tidaklah hakiki;
ia termakan masa yang kan membawa mati, melucutinya tanpa belas kasih,
sedang adanya mesti kau bayar dengan letih
Aku ingin menjadi tawanan waktu,
bukan budak waktu yang lupa akhir waktu,
bukan penanti masa yang tidak melakukan apa-apa,
Nikmat-Nya, karunia untukku
berkah-Nya, kucari dengan peluhku
ujian-Nya, keniscayaan bagiku
kasih-sayang-Nya, hadiah untukku sebagai hamba-tertawan-Nya yang berjibaku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H