Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Surat Dari Teroris Yang Membuat Pertanyaan

3 September 2012   07:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:59 1214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Semakin aneh.

Berangkat dari tulisan menarik rekan Kompasianer Muhammad Samin yang berisi informasi tentang 'surat berlembar lembar' yang ditemukan pada F (19) , salah satu tersangka aksi teror Solo. F merupakan salah satu dari 'tersangka teroris' yang meninggal karena baku tembak dengan  satuan Densus 88 di kota Surakarta yang lalu.  Setelah menelusuri dari berbagai informasi yang tersedia di media, dahi pun berkerut setelah membacanya.

Brigjen Polisi Boy Ramli dalam pernyataan resminya kepada media memberitahukan bahwa isi surat berlembar lembar tersebut merupakan pernyataan dari F tentang keinginan 'aksi penegakan negara' dengan Syariat Islam. Tambahnya lagi, Boy Ramli mengatakan bahwa penembakan yang terjadi beberapa waktu lalu merupakan sebuah balas dendam atas kekecewaan mereka terhadap Polri atas penangkapan para kamerad perjuangan mereka dalam berjihad.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, ditemukan adanya keterkaitan antara tersangka yang tewas dengan Pondok Pesantren Ngruki yang sempat dikenal dengan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dan juga benang merah terhadap perjuangan Jamaah Islamiyah.

Ada beberapa pertanyaan yang malah timbul setelah membaca pernyataan dari Boy Ramli diatas seperti yang telah dilansir di beberapa media.  Walaupun ditemukan bukti tentang keterkaitan F dan rekannya terhadap JI dan yang lainnya, apakah benar memang ini alasannya? Terasa terlalu klise, untuk mengaitkan sebuah serangan dengan 'aksi teroris'.

Pertanyaan yang timbul berikutnya dan menjadi dasar penulisan artikel ini adalah surat untuk siapa? Atau, dari siapa? Disebutkan bahwa surat tersebut merupakan surat wasiat dan juga sebuah catatan pribadi F. Lagi lagi, semakin klise. Memang, jaringan teroris seringkali dengan lantang memberikan keterangan kepada publik tentang aksi mereka. Sebuah pengakuan akan aksi dan juga berlaku sebagai amaran atau ancaman. Bahwa mereka akan terus melakukan aksi sesuai dengan ideologi yang mereka pahami.

Sebuah hal yang memang sering terjadi di dunia terorisme. Tapi kali ini, barang bukti yang ditemukan ini terkesan 'dipaksakan'.  Penggiringan berita atau fakta seperti dengan mudah mengarah ke kesimpulan stereotype. Terlalu mudah untuk dicerna dan disimpulkan.

Penembakan kepada Polisi. Penembakan kembali yang kemudian memakan korban jiwa. Pembalasan dari Densus 88 yang kemudian juga memakan korban jiwa dari pihak 'teroris'. Penggebrekan Densus 88 yang 'salah alamat'. Surat pengakuan dari sang pelaku. Keterkaitan akan sebuah jaringan teroris yang 'kebetulan' memang besar di kota Surakarta.

Maaf, tidak ingin mengindahkan atau tidak hormat terhadap dua orang Polisi gugur disini dan juga Keluarga Besar mereka.  Tidak  ada keraguan sedikitpun untuk mengakuibahwa keduanya adalah pahlawan bangsa.

Tetapi itu tidak mengurangi kesan 'artifisial' yang ingin dibentuk melalui pernyataan resmi dari Polri sendiri. Sebuah edisi cloak and dagger yang membingungkan dan sedikit fiksi.

Tidak tahu apakah berita ini memang sengaja diberikan  Polri sebagai makanan publik sebagai sebuah fakta yang 'harus' diterima, atau

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun