" Goodbye DSLR, Hello Nokia Lumia 1020"
Tagline yang catchy dengan iklan yang menunjukkan sisi kompak dan portable fitur kamera yang terdapat pada Nokia 1020 apabila dibandingkan dengan seperangkat DSLR yang berat, ribet dan komplit dengan kekonyolan sang fotografer saat berusaha membidik objek sontak memancing kemarahan banyak fotografer di seluruh dunia.
Ya, dari sisi pengenalan merk produk tersebut berhasil menyita perhatian. Â Ponsel pintar berbasis OS Windows ini pun 'lumayan' memancing perdebatan didalamnya. Â Banyak yang menganggap (terutama para fotografer) bahwa Nokia kali ini kelewat "pede" saat Nokia Lumia 1020 telah mengusung kamera berkapasitas 41 Megapiksel , optik dari Carl Zeiss yang terkenal mumpuni dan sederetan fitur ala ponsel pintar lainnya.
Iklan yang menunjukkan segala keribetan seorang fotografer dalam membawa perangkat baik kamera sendiri, lensa , tas yang berisi lensa atau aksesoris tambahan dan juga tripod. Belum lagi konyolnya mereka (para fotografer) saat berusaha mengambil gambar dengan sudut yang menarik. Lebih jauh lagi, walaupun tidak secara spesifik menyebutkan merk DSLR yang tampak 'konyol' tersebut, ciri-ciri lensa termos putih dengan "karet gelang merah" secara tak langsung memang mengarah ke merk atau pengguna tertentu.
Sementara para gadget freak pun turut menertawakan Nokia. Apa bagusnya OS Windows? Â Walaupun cukup baik, keterbatasan pengguna dan aplikasi yang tersedia apabila dibandingkan dengan OS Android ataupun iOs? Â Kamera dengan 41 MP (efektif 38) tentu memang menggiurkan. Tapi kalau pada akhirnya pilihan apps yang tersedia sangat sedikit , tentu hal ini menjadi satu kendala cukup besar bagi seseorang untuk menjatuhkan pilihan pada Nokia Lumia 1020.
Upaya rebound Nokia yang dulunya merupakan brand 'sejuta umat' ini memang sedikit kewalahan. Â Belakangan malah Nokia pun akhirnya berusaha diam diam mengikuti selera pasar dengan meluncurkan Nokia Normandy yang (pada akhirnya) berbasis OS Android Kitkat. Meskipun bertampilan hampir mirip dengan Windows phone yang biasa diusungnya, dengan OS Android Nokia berusaha meraih kembali pasar yang telah lama meninggalkannya ini.
Bahkan untuk yang satu ini, Nokia pun harus bersusah payah berlaga dengan sebuah pabrikan gadget kelas gurem dari Cina , Xiaomi, yang tiga tahun belakangan ini penjualannya meroket dan menjadi incaran para penggemar gadget. Â Tiba tiba semua orang membicarakannya, saat Xiaomi berhasil menjual 150 ribu set Xiaomi Mi-3 dalam waktu kurang dari 10 menit ! Lebih hebatnya lagi? Mereka melakukannya hanya dengan menggunakan sebuah aplikasi chat gratis. Â Harga murah yang berbanding terbalik dengan fitur canggih yang melengkapi ponsel pintar dari Xiomi pun menjadikan mereka satu penantang baru yang cukup diperhitungkan. Pay less for better experience.
Saya juga penikmat fotografi. Seorang amatir, yang baru belajar dan menekuninya sekedar hobi. Ikut tersenyum, tidak marah, saat melihat iklan Nokia yang menggambarkan kekonyolan fotografer tersebut. Â Walaupun penggambarannya sendiri sedikit lebay, namun keribetan membawa peralatan yang di ilustrasikan dalam tayangan iklan tersebut memang benar adanya. Â Posisi memang jelas, kenikmatan fotografi dengan dslr memang tidak tergantikan dengan sebuah ponsel. Namun disisi kepraktisan, sejatinya Nokia memang menggambarkan apa nikmatnya dunia fotografi dalam genggaman sebuah ponsel pintar.
Lebih praktis, ringkas dan jelas harus bisa muat di saku atau sebuah sling bag kecil saja.
Tidak ada salahnya seseorang menikmati dunia fotografi hanya dengan sebuah ponsel pintar saja. Â Walaupun, ironisnya, ponsel pintar yang dipilih pun pada akhirnya bukan Nokia.
From connecting people evolve to confusing people ?