Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Black Campaign - Istilah Rasis yang Jamak Dipergunakan

25 Juli 2012   16:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:38 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13432328182113673933

Mencermati beberapa artikel seputar politik pemilihan kepala daerah di Jakarta  yang sedang berlangsung saat ini ada sebuah istilah yang sangat jamak dipergunakan. Tak perduli dari kubu siapa dan pendukung siapa, istilah "black campaign" seringkali muncul ke permukaan. Beberapa pendapat yang mengatakan bahwa beberapa kubu yang berseberangan terang terangan mengangkat isu SARA seputar calon. Dan tentunya, para kubu yang mendukung pun mengatakan bahwa issue SARA yang menyudutkan etnis , agama atau golongan tertentu merupakan sebuah (lagi lagi) "black campaign" yang dihembuskan untuk menjatuhkan calon dari pihak tertentu. Uniknya , sebetulnya dengan berkata "black campaign" sendiri, tanpa memandang siapa yang mengatakannya, anda secara sadar sudah melakukan penyinggungan masalah SARA. Coba kita cermati baik baik. Mengapa yang disebut sebagai negative campaign sendiri, atau kampanye yang kurang baik di konotasikan sebagai "black campaign " ? Mengapa harus kata hitam-lah yang selalu di asosiasikan dengan sesuatu yang buruk ? Salah seorang punggawa Nation of Islam yang memperjuangkan hak persamaan orang " Afrikan American" , Malcom X, pernah mengatakan bahwa selama ini bahkan tafsir mengenai agama selalu menyudutkan kaum berkulit hitam. Sejarah kelam negara digdaya seperti Amerika pun mencatat praktek perbudakan : membawa kaum asli dari Afrika ke tanah Amerika untuk dijadikan pekerja kasar disana. Sebagai budak. Budak yang dibawa melalui ribuan kapal kapal pedagang menuju ke sebuah "tanah pengharapan ". Dimana mereka dipaksa untuk melupakan jati diri mereka. Doktrinasi bahwa mereka yang dibawa dari sana pun tak layak dianggap sebagai manusia.  Semua karena satu hal : warna kulit mereka yang gelap. [caption id="attachment_202669" align="aligncenter" width="448" caption="http://hiphopandpolitics.files.wordpress.com/2012/05/malcolm-x-the-future2.jpg"][/caption] Malcom X pernah menuturkan, bahwa semua asumsi yang dibangun saat ini, bahkan masuk ke konteks  Agama adalah sebuah cara pandang yang di sosialisasikan selama beribu ribu tahun oleh bangsa kulit putih, yang di sebutnya sebagai "white supremacy". Kenapa Yesus selalu digambarkan berkulit putih, sementara sejarah mencatat bahwa Yesus terlahir dari kaum Ibrani.  Kenapa Malaikat pun berkulit putih ?  Dan segala sesuatu yang berbau keburukan, selalu di identikan dengan kegelapan atau warna hitam.  Hal itulah yang dipertanyakan oleh Malcolm Little ( nama asli Malcolm X) sehingga dia memutuskan untuk bergerak melawan isu rasialis di Amerika pada saat itu. Tanpa disadari, filosofi  tersebut lah yang telah terbangun selama ini. Bukan hanya di belahan benua Amerika saja, melainkan diseluruh dunia. Mengapa yang baik selalu berwarna putih, dan yang buruk selalu identik dengan warna hitam ? Kenapa ada istilah kambing hitam? Apa yang membedakan seekor kambing yang (kebetulan) berbulu hitam sehingga dia layak di cap sebagai pesakitan. Itu yang layak menjadi pemikiran. Apakah sudah yakin, bahwa penggunaan istilah 'black campaign' sendiri sudah pada tempatnya?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun