Inalillahi Wa Inaillahi Roji'un. Duka dan do'a yang terdalam untuk seluruh awak dan penumpang Sukhoi SS100 dengan nomor penerbangan RA 36801
Semoga para awak dan penumpang diberikan keselamatan dan para keluarga diberikan ketabahan, dan semoga rekan rekan terkait yang sedang dalam proses pencarian dan penyelamatan diberikan petunjuk dan keselamatan bagi mereka. Mari tetap berharap yang terbaik. Amien Ya Rabbal Alamien.
Ditengah kesimpang siuran berita tentang kecelakaan pesawat Sukhoi SS100 yang terjadi pada hari Rabu, 9 Mei 2012, hendaknya kita semua belajar menahan diri.
Ada banyak cibiran miring terhadap Badan SAR Nasional ( BASARNAS ) kenapa proses penyelamatan dan pencarian para korban terkesan lamban. Tudingan demi tudingan dilancarkan. Dari mulai peralatan yang tidak memadai, kordinasi yang terkesan kurang baik , pengalaman yang dirasakan kurang dan lain sebagainya. Bahkan ada tudingan yang sangat ekstrim di jejaring twitter yang mengatakan bahwa "mereka hanya akan gerak cepat apabila saat menghitung anggaran".
Cukup miris saya mendengarnya. Di waktu yang seharusnya kita pergunakan lebih positif demi kelancaran proses pencarian dan penyelamatan para korban , justru kita pergunakan untuk cibiran dan cacian yang dirasa kurang pada tempatnya. Tidak semua dari kita bisa ikut andil dalam membantu. Tapi apa yang dapat kita lakukan sebagai seorang pribadi ? Berdo'a.
Bagi yang awam ,dan juga disertai dorongan emosionil yang cukup tinggi, pasti akan berpendapat bahwa kenapa sih proses Search and Rescue harus dihentikan tadi malam? Bukankah segera merapat ke lokasi kejadian akan memberikan kesempatan bertahan hidup yang lebih tinggi kepada para awak atau penumpang yang masih selamat.
Beberapa rekan yang cukup faham pun berkata tentang principle of golden hour. Dimana para korban (injury) akan mempunyai kesempatan atau rasio bertahan hidup yang lebih tinggi apabila mereka lebih cepat ditangani oleh medis. Konsep golden hour sendiri fokus pada penanganan medis secepatnya ( dalam rentang waktu 60 menit) setelah kejadian dan pada tempat kejadian. Bukan tentang proses evakuasinya sendiri. Dan memang , principle of golden hour ini dirasa paramedik sebagai tindakan pertolongan pertama yang sangat perlu dengan alasan yang tersebut diatas.
Namun juga, kita tak bisa melupakan unsur medan dalam pencapaian point of impact atau lokasi kejadian sendiri. Lokasi penemuan puing pesawat adalah terletak di satu tebing Gunung Salak pada ketinggian di 5800 kaki. Cuaca yang buruk dan posisi kemiringan tebingpun sangat sulit.
Awam akan berpendapat bahwa BASARNAS memang terlatih untuk itu. Dan sesulit apapun, sudah menjadi kewajiban mereka untuk melakukannya karena memang sudah tanggung jawabnya. Hal itu cukup benar. Tapi yang tidak bisa dilupakan adalah prinsip dasar dalam Search and Rescue. Untuk dapat menolong orang lain, seseorang wajib hukumnya untuk benar benar memperhatikan faktor keselamatan dirinya terlebih dahulu. Itu adalah aturan yang terpenting. Seseorang hanya boleh menolong orang lain, apabila dirinya memang sudah benar benar aman.
Dan itulah yang dilakukan BASARNAS pada saat ini. Adalah suatu keputusan berat, walau bagi mereka sendiri yang saat ini berada disana dalam rangka misi pencarian dan penyelamatan para awak dan penumpang Sukhoi SS100 untuk mengatakan bahwa mereka harus berhenti mencari pada saat ini, karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan.
Tanpa kita sadari disini yang hanya melihat atau membaca, bahwa keputusan tersebut harus diambil walaupun saya pribadi yakin ada pertentangan di batin di mereka sendiri. Namun keputusan rasional wajib diambil, karena tidak ada gunanya tindakan heroik nekat dan tanpa perhitungan yang bisa membahayakan tim BASARNAS sendiri dan pada akhirnya malah menjadi suatu tindakan yang sia sia.
Beri kesempatan kepada BASARNAS. Beri kepercayaan kepada mereka, dan juga doakan keselamatan mereka disana juga.
Dengan tulisan ini saya meminta kepada para rekan Kompasianer untuk ikut mendoakan mereka semua yang terkait dalam kecelakaan Pesawat Sukhoi SSJ 100.