Kalau mau jujur, sebenernya kita ini bangsa yang aneh.
Awal puasa yang berbeda dijadikan sarana untuk gontok gontok-an.
Yang satu merasa lebih tahu daripada yang lain. Bahkan, saat puasa sudah berjalan bagi yang memilih untuk berpuasa hari ini pun ternyata masih juga terlihat perdebatan dimana mana. Mending kalau mau benar benar ngebahas karena tertarik untuk  mencari kata sepakat.
Ada satu dalil yang mengatakan bahwa kita wajib mengikuti apa yang menjadi keputusan Ulil Amri.
Itu benar dan sangat bisa diterima, maka terimalah pendapat itu untuk anda.
Disatu sisi demo menentang pemerintah selama ini apakah itu mencontohkan bahwa kita selama ini tunduk dengan ulil amri kita?
Tapi saat ada kepentingan untuk menjatuhkan saudara kita semata mata karena ego kita yang bicara, tiba tiba kita menjadi seorang yang tampak patuh kepada ulil amri. Atau malah kita punya cara pandang yang beda tentang 'siapa  ulil amri' yang dimaksud disini ?
Yang satu lagi mempunyai metode sendiri dalam menghitung sehingga bisa mengetahui kapan awal puasanya. Metode tersebut diakui, sehingga bisa juga untuk dijalani, bagi yang mempercayainya.
Sah sah saja, dan silahkan saja lakukan.  Tapi disaat sebagian dari warga yang melakukannya kemudian berdalih dengan kata ' cara kuno kok di pakai, ini yang ilmiah' , ' ulil amri itu bukan ulil amri ku dan lain sebagainya dan bahkan menolak untuk bermusyawarah, apapun bentuk dan hasil dari  musyawarah itu, berarti ikhtiarnya pun juga patut dipertanyakan.
Kalau ada orang tua ditanya, dari kedua anak, yang mana anak yang paling disayangi. Yang satu penurut dan bijak, yang satu lagi pandai dan kreatif.
Sudah pasti orang tua tersebut akan mengatakan sayang dua duanya.