" Bro, Ini Proposalnya "
A: "Bro, ini proposalnya. Jadi sudah aku bikinin pemetaan, riset dan hitungan tentang bagaimana kita bisa menguasai emas kekinian dan pada akhirnya semua akan tunduk ke kita. "
B: "Emas kekinian? Maksud kamu minyak? "
A : " Ah, 80's banget sih kamu. Minyak itu has been. Lampau. Kita sudah porak porandakan negara negara penghasil minyak itu. Hasil memang masih ada sekarang. Tapi ga efisien dan pengolahan nya mahal. Belum lagi biaya operasional konflik supaya kita bisa menguasai hasil nya itu mahal. Â Belum lagi ini dan itu. Ribet "
B : " Lantas apa? "
A : " Apa yang ada di tanganmu itu sekarang? "
B " Apa? Uang? Oh ini, ponsel maksudmu? "
A : " Tepat. Kamu tau bagaimana idiom lama bahwa barang siapa yang membawa informasi, maka ia akan menguasai dunia? Nah sekarang kita jauhkan lagi ke arah bahwa akses mendapatkan informasi itu dan energi yang ada disana. Itu lah masa depan. Kamu perlu berita. Kamu mahluk sosial. Kamu perlu dawai pintar dan jaringan untuk itu semua sehingga bisa menembus batas. Dan untuk melakukan itu semua, kamu perlu energi. Apa yang kamu lakukan saat energi dawai kamu habis? "
B : Â " Batre Ponsel abis maksudnya? Ya di charge lah. Ribed amat sih penjelasannya. Lantas maksudmu gimana? "
A : " Bagaimana kalau kujelaskan padamu bahwa pengembangan energi yang tidak akan habis itu sudah ditangan? Ya kita tinggal menguasai sumbernya saja ! Kelak, kedepan, kamu ga perlu lagi repot. Dan pada saat yang bersamaan saat kita kuasai sumber energi itu DAN juga informasi, kita adalah penguasa Dunia ! "
B : "Oke. Aku mengerti maksudmu. Kalau gitu proposalmu tentang dua kekuatan Kapitalisme gak akan berhasil. Gunakan cara lama yang sudah mendarah daging.
 Datang, pecah konsentrasi massa. Ambil dukungan, gunakan konsentrasi massa yang ada dan ambil posisi. Gunakan teknik klasik dimana buat benturan itu sesuatu yang berasal dari " hati". Â
Â
Pihak yang satu tentang Kesetiaan Pada Sumber Alam nya, dan pihak yang lain tentang Kesetiaan Pada Sang Pemberi Sumber Alam itu "