Hening.
Berita pembebasan seorang Baasyir tanpa syarat semakin membuat sadar bahwa politik itu rendah derajatnya. Alasan kemanusiaan yang mana yang dimaksud disini ?
Para pendukung Jokowi seragam kebanyakan untuk "buang muka " seolah berita ini tak pernah ada. Tak mau mendengar atau bahkan seakan takut untuk mengkritisi seorang Jokowi karena jarak untuk Pilpres 2019 sudah semakin dekat? Beberapa sibuk membuat analisa untuk mengkaunter pendapat miring tentang pembebasan dan berusaha melunak kan justifikasi pembebasan ini.Â
Takut pada nurani untuk mengatakan apa yang benar dan apa yang salah hanya karena subyektif kecintaan kepada sosok Jokowi? Dan jangan sampai sesekali pun menghujat seorang Jokowi hanya karena ASAL BUKAN JOKOWI yang jadi Presiden nya.Â
Kalau ini adalah jawaban di hati kecil , berarti ayo sepakat bahwa kita sudah sama sama buta.Â
Tiap hari kita sibuk saling menghujat. Seolah olah satu celupan jari anda kelak di 17 April 2019 akan sanggup mengubah semesta di Indonesia? Sepertinya semua kehidupan akan berangsur pulih setelah coblosan nanti.
Murah sekali harga Indonesia, dimata kita semua?Â
Ini bukan demokrasi, tapi sebuah pembodohan sistematis tentang sikap dan cara pandang kita bernegara. Karena tujuan akhir bukanlah siapa tokohnya, tapi yang terpenting adalah bersama kita melindungi, menjaga dan mempercantik Negara Kesatuan Republik Indonesia .Â
Dan untuk melakukannya, tak perlulah kita terus menerus saling menghujat, atau bahkan enggan untuk mengkritik seseorang bahkan itu Presiden Jokowi sekalipun apabila yang dilakukan memang tidak tepat.Â
Sepertinya, kita perlu sama sama diingatkan tentang kecintaan yang sebenar benarnya. Bukan pada sosok tokoh, ras, agama, atau apapun kecuali pada  Negara. Diatas kepentingan pribadi, atau golongan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H