Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Alligator Gar di Waduk Jatiluhur :Campur Tangan Manusia Atas Keseimbangan Alam

11 September 2013   21:31 Diperbarui: 4 April 2017   17:09 18945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah tautan berita yang dirilis oleh Kompas.com mampir ke laman jejaring sosial saya sore itu. Seorang rekan Kompasianer, Dhave Danang yang juga seorang biologist lah yang memberikan tautan berisi berita yang cukup memprihatinkan dan bikin was was ini. Ditemukannya spesies yang terkenal dengan nama Ikan Alligator Gar  ( Atractosteus Spatula) atau Ikan Kepala Buaya di perairan Waduk Jatiluhur , Jawa Barat memang mengejutkan. Ikan native Amerika yang merupakan jenis predator invasif ini tidak semestinya berada disana. Selain Alligator Gar sendiri, ditemukan juga beberapa spesies ikan invasif lain, dan yang tak kalah mengejutkannya adalah dugaan adanya ikan predator ganas piranha yang merupakan ikan asli dari Amazon.

Alligator Gar- delightnature.com

Bagaimana jenis ikan  ikan predator  yang bukan asli Indonesia itu bisa berada disana?  Kepala Badan Penelitian ( Balitbang) Kementrian Kelautan dan Perikanan Indonesia menyebutkan bahwa ada dugaan disalah gunakannya ijin penggunaan keramba yang pada umumnya diberikan untuk budidaya ikan seperti mujair, nila dan ikan mas yang bertujuan untuk konsumsi.  Alligator gar yang merupakan ikan eksotik dikalangan para hobbyist ikan hias tersebut justru yang dikembangkan  di keramba yang ada disana. Sudah bisa ditebak hasil selanjutnya. Banyak dari ikan tersebut yang menembus keramba keramba tersebut dan pada akhirnya berkembang biak di Waduk Jatiluhur sendiri. Alligator gar merupakan ikan predator. Pada usia 1 sampai 2 tahun pertama, tubuhnya akan mampu membesar sampai dengan berat kurang lebih 10 kilogram, dengan panjang sampai dengan 1 1/2 meter. Mereka mampu memakan apa saja. Dari mulai ikan ikan kecil, bahkan di beberapa kasus yang ditemukan mereka pun sanggup memakan burung yang justru sedang mencari ikan di danau atau sungai di Amerika sendiri.  Catatan membuktikan bahwa mereka bahkan sanggup tumbuh dan membesar sampai dengan ukuran 200 kilogram,  walaupun rekord memancing hanya menyebut ukuran sebesar kurang lebih 2,5 meter dengan berat 140 kilogram.  Yang lebih memprihatinkan lagi, ikan ini sanggup hidup sampai dengan usia antara 50 sampai dengan 70 tahun. Jelas terlihat ancamannya bagi keseluruhan ekosistem yang ada sekarang ini pada ikan ikan 'asli' Indonesia yang berada di Waduk Jatiluhur sendiri. Belum lagi, apakah jaminan bahwa mereka tidak akan bermigrasi menembus sungai atau seperti berita yang sempat heboh beberapa waktu lalu bahwa terlihat ikan ini berenang ditengah banjir besar di Jakarta beberapa waktu yang silam? Bagi yang berdomisili di Jakarta mungkin sudah pernah mendengar cerita ini juga. Dimana Danau Sunter pun sudah terpopulasi dengan 'pencemaran' ikan louhan.  Ikan 'jenong' yang dulunya merupakan ikan hias kebanggaan ini memang juga bukan asli ikan Indonesia.  Kabarnya, seorang peternak ikan hias yang frustasi akan anjloknya harga ikan yang sempat populer ini kemudian membuang beratus ratus ikan tersebut ke Danau Sunter , yang pada akhirnya pun berkembang biak disana. Walaupun Louhan bukanlah ikan predator yang sanggup menyerang ikan ikan asli Indonesia, namun populasi yang massive pun secara langsung akan mengganggu habitat disana. Dan jelas, akan ada perubahan pola ekosistem dan rantai makanan sendiri. Amerika Serikat sendiri pun mempunyai masalah yang tak kalah rumitnya. Apabila kita menemukan Alligator Gar yang merupakan asli spesies disana di perairan kita, mereka pun menghabiskan jutaan dolar Amerika untuk menanggulangi penyebaran Ikan Chinese Carp atau lebih kita kenal dengan turunan dari Ikan Mas di Indonesia sendiri.  Penyebaran yang sangat mengganggu ekosistem lokal dan juga membahayakan karena banyaknya ikan ini yang melompat keluar air dan tak jarang mengenai orang saat sebuah kapal melewati perairan di Amerika ini disikapi dengan sangat serius disana.

13789065801095168036
13789065801095168036
Invasi dari "Asian Carp" Di Perairan Amerika. Membahayakan ekosistem lokal ;allvoices.com

Pemerintah Amerika Serikat sudah mengeluarkan dana jutaan dolar untuk menanggulangi penyebaran ikan yang bukan asli Amerika tadi. Tetapi kasus demi kasus terus bermunculan yang mengatakan bahwa ikan ini bahkan sudah bermigrasi sampai dengan sejauh Kanada. Belum selesai dengan masalah Asian Carp ini, Amerika pun harus menanggulangi masalah yang lagi lagi berkaitan dengan invasi spesies ikan asing lainnya.  Ikan yang di Indonesia atau sekitar lazim disebut dengan Ikan Toman atau Snakehead pun saat ini menjadi predator ganas yang ikut mengganggu ekosistem disana. Snakehead adalah predator ganas yang sifatnya teritorial.  Dia akan menyerang apapun yang terdengar bergerak memasuki wilayahnya.  Dengan sederetan giginya yang tajam dan kepala yang berbentuk seperti ular ( disini julukan Snakehead diberikan), di beberapa kasus snakehead bahkan sanggup menyerang manusia dan juga memakan bebek yang kebetulan berada di area yang merupakan habitatnya.

13789075801033633120
13789075801033633120
Sederean gigi tajam menjadi ciri predator ini ; voh.com

Dengan sederetan giginya yang tajam, sangat agresif dan ukuran yang mampu mencapai satu meter, tentu hal ini disikapi dengan sangat serius di Amerika sendiri. Snakehead pun mampu bergerak untuk keluar dari dalam air dan 'berjalan' di atas permukaan di darat untuk beberapa saat saat akan bermigrasi atau mengejar buruannya. National Geographic bahkan menjuluki ikan ini dengan nama "Fishzilla" untuk menggambarkan predator ganas ini  yang akan dengan mudah menjadi rantai teratas di sebuah ekosistem saat berada di dalam perairan tersebut.

Sama pertanyaannya dengan Alligator Gar yang ditemukan di Indonesia, bagaimana ikan ikan tersebut berada disana?

Ternyata, kebiasaan konsumsi orang Asia yang berada di Amerika lah yang menyebabkan hal ini. Ikan ikan seperti Carp dan Snakehead sendiri memang cukup populer sebagai konsumsi orang Asia. Mulai dari hidangan istimewa panjang umur Ikan Mas ataupun khasiat dari Ikan Toman pun menjadi penyebab awal invasi ikan spesies Asia ini di ekologi Amerika. Beberapa dari para pengimpor ikan ini ( yang dilakukan secara gelap) awalnya berusaha mengembangbiakkan mereka di perairan lokal.

Dengan cara tidak terkontrol, akhirnya mereka menjadi sebuah gangguan nyata.

Dari Asia, ke benua Amerika dan kini kita akan menuju Eropa.

Kura kura yang lebih dikenal dengan nama Kura kura kuping merah atau Red Eared Sliders /Terrapin pun saat ini banyak terlihat dengan ukuran yang cukup besar berada di perairan di Inggris.   Mereka berasal dari Amerika, dan peredaran mereka awalnya 'hanya' merupakan binatang peliharaan yang hanya di jual di toko toko reptil eksotis peliharaan di Inggris.

1378908991217965358
1378908991217965358
Red Eared Terrapin di Alam Bebas Inggris- the guardian.com

Popularitas serial televisi Kura Kura Ninja atau Teenage Mutant Ninja Turtles lah yang membawa mereka menjadi binatang peliharaan paling populer pada saat itu.  Terdengar konyol bukan? Tapi itulah kenyataannya. Anak anak pun menggemarinya dan membelinya dari toko binatang peliharaan setempat. Saat mereka sudah mulai bosan, dan juga dikarenakan ukuran dari kura kura ini yang semakin membesar, mereka pun membuangnya ke dalam saluran toilet, atau yang lebih elegan dan manusiawi ( menurut mereka) adalah melepaskannya ke alam bebas seperti di danau atau di sungai.

137890930514668115
137890930514668115
Teenage Mutant Ninja Turtles - Siapa yang pernah mengira bahwa sebuah acara kartun televisi untuk anak anak bisa sedemikian besar pengaruhnya terhadap sebuah ekosistem ? : kidshow.wordpress.com

Seperti yang sudah sudah. Kura kura ini pun kemudian berkembang biak menjadi sebuah spesies 'baru' di Inggris dan akan terus berkembang disana. Perlu diketahui, bahwa mereka akan terus berkembang biak, membesar dan bahkan mencapai umur puluhan tahun. Saat ini, kura kura jenis ini dan lainnya sudah dikategorikan sebagai reptil invasif dan dilarang penjualannya di Inggris.

Dari mulai ikan hias, konsumsi semata mata demi tradisi dan perut dan bahkan berawal dari sebuah sebuah serial kartun anak anak yang tampak tidak berbahaya. Manusia telah berulang kali menunjukkan campurtangannya dalam perusakan ekologi tanpa sadar ataupun sadar sepenuhnya saat melakukan hal ini.  Suatu 'kebiasaan' yang sudah semestinya berubah untuk lebih menghormati alam, termasuk dengan mahluk hidup yang berada didalamnya. Pelajaran tentang Alligator Gar belumlah terlambat seperti kasus  invasi Chinese Carp dan Snakehead di Amerika Serikat sendiri, atau kura kura di Inggris.

Memang, tidak semua 'invasi' sifatnya akan merusak. Ikan seperti mujahir , nila atau bawal yang banyak dikonsumsi saat ini pun bukan asli Indonesia. Tapi saat perkembangannya tidak terkontrol akibat campur tangan manusia, tentu pada saat bersamaan ada yang di korbankan disana.

Dan itu adalah kepunahan spesies ikan asli Indonesia. Dan untuk menjaga hal ini, keseimbangan ekosistem tetap harus terjaga.

Sumber :

http://sains.kompas.com/read/2013/09/10/1229436/Ikan.Aligator.Berkembang.di.Waduk.Jatiluhur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun