Apabila diibaratkan wanita, maka kegandrungan saya pada mobil bisa dibilang agak 'sakit'. Lebih menyukai seorang nini nini atau tante ganjen daripada daun muda. Ya tapi kembali lagi, itu masalah selera ya? Mobil yang diproduksi beberapa tahun yang silam bisa jadi kalah dalam fitur atau spesifikasi, apabila dibandingkan dengan mobil buatan tahun yang terkini.  Tapi untuk ukuran kualitas, mobil mobil tua ini lebih teliti, lebih rapi dan yang jelas lebih berkarakter. Ada sebuah sensasi atau karakter yang sudah sulit dijumpai di mobil mobil keluaran sekarang.  Ada aura, bahwa 'mereka' tak hanya sekedar benda mati. Mungkin bagi sebagian orang kebanyakan, mobil hanyalah sebuah alat yang bertugas mengantar dari point a ke point b. Walaupun ada sedikit prestise disana, biasanya tak terlalu diperlakukan dengan istimewa.  Memang sih, apabila perbandingannya lagi lagi dengan mobil baru, tentu memelihara mobil klasik, antik ataupun retro perlu (sedikit) perhatian yang lebih. Perlu perawatan yang sedikit lebih seksama. Kalau memungkinkan,  ada sedikit bekal atau bakat jadi mekanik, sehingga sedikit sedikit upaya perawatan atau perbaikan tak perlu lagi membawa ke bengkel. Walaupun demikian, apabila anda kebetulan berencana untuk berinvestasi ke mobil klasik, antik atau retro ( tua,maksudnya ,hehehe) ada satu "golden rule" yang tidak boleh dilanggar. Apabila kelebihan duit ya monggo, tapi kalau tidak, mungkin trik saya bisa dipergunakan . "If it ain't broken, don't try to fix it " , atau dalam arti harafiahnya, jangan memperbaiki apa yang tidak rusak. Ada sedikit kekurangan disana atau disini, apabila hal itu tidak krusial, ya dinikmati saja. Apabila mengganggu sudah berarti rusak. Apabila masih hanya 'kurang sempurna', biarkan saja. Salah salah berusaha memperbaiki sesuatu yang hanya kurang sedikiiit saja malah jadinya bisa menjalar kemana mana dan malah jadi rusak beneran. Perawatan tetap wajib lho, bahkan   nikmatnya, hal itu menjadi ritual yang menyenangkan.  Tidak seperti semua yang serba instant dan cepat seperti saat ini. Perlu sedikit foreplay, agar kendaraan dan berkendara nantinya menjadi lebih menyenangkan. Tidak terburu buru melakukannya.  Maklum, mobil tua. Mengusapnya pun harus penuh kasih sayang. Urusan mesin? Seperti pada umumnya mobil lama, perawatannya jauh lebih mudah sebetulnya. Kok bisa gitu? Ya, karena mesin pun masih sangat 'manusiawi'. Tak seperti mesin mobil sekarang yang saat anda membuka kap mesin, anda terbingung bingung melihat bentuk blok mesin yang serba elektronik . Blok kotak, chip komputer  dan lain hal.
Note : Ingat Golden Rule : Jangan Memperbaiki Apa Yang Tidak Rusak ! Foto dok pribadi
Untuk mobil lama? Tenaaang... Masih keliatan kabel businya. Masih keliatan bentuk blok mesin yang sederhana. Koilnya, dinamo amper, karburator, klep, master booster rem dan lain sebagainya. Â Bisa lah utak utik sedikit, walaupun harus tetap ingat si golden rule tadi "jangan memperbaiki apa yang tidak rusak " Check oli, minyak rem, radiator dan lainnya itulah yang harus jadi perawatan rutin. Â Apabila mobil rutin dipergunakan, ya paling tidak dua atau tiga hari sekali lah diwajibkan meliriknya. Paling baik ya setiap hari, walaupun apabila mesin mobil dalam kondisi fit tidak terlalu sering pun tidak apa apa. Komponen atau pendukung mesin yang sangat vital adalah dari sisi kelistrikan. Â Busi, Â kabel busi, platina (apabila masih ada), delco, koil, dinamo amper dan dinamo starter adalah perlengkapan pendukung kelistrikan mobil selain daripada satu hal yang terpenting : Aki mobil. Bahkan, setelan tali kipas yang kendor pun bisa bikin mobil anda mogok lho. Itu juga penting diperhatikan. Â Apabila dan tentu saja mobil anda dilengkapi dengan fitur air conditioning dan audio, faktor faktor diatas sangat mutlak untuk diperhatikan. Jumlah arus yang dipergunakan untuk penggunaan a/c, audio, lampu mobil dan yang lain ya harus sesuai dengan arus yang dikembalikan dan disimpan didalam aki tersebut. Â Ini yang kadang kadang luput dari pertimbangan orang saat memutuskan untuk membeli aki yang baru. Aki, apabila dirawat dengan benar, bahkan terkadang usia pakainya bisa mencapai kurang lebih 3-4 tahun ! Boleh percaya boleh tidak, itulah yang benar benar terjadi pada saya beberapa tahun yang silam. Â Perawatan yang dilakukan hanya sebatas tidak pernah lupa untuk mengecheck kadar air aki yang tersimpan. Karena sudah kebiasaan, ya pada akhirnya menjadi tidak merepotkan. Kebiasaan kebiasaan kecil seperti selalu mematikan a/c dan audio mobil sebelum mematikan mesin juga menjadi salah satu penunjang. Dan entah kenapa, berpengaruh atau tidak, dari dulu saya selalu tersugesti untuk selalu membuka kap mesin setelah berpergian. Tentu dilakukan didalam garasi rumah sendiri ya? Kalau diluaran mah bisa berabe akhinrya. Salah salah mesin kita 'dirawat' oleh tangan tangan yang tidak bertanggung jawab diluaran sana . Salah seorang mekanik kenalan pun mengatakan bahwa aki sekarang kualitasnya jauh apabila dibandingkan dengan aki aki jaman dahulu. Sehingga usia pakai aki pun seringkali 'hanya' bisa bertahan kurang lebih 1-2 tahun. Â Harga aki memang cenderung stabil, lagipula dipasaran banyak tersedia pilihan yang beragam. Â Yang lebih menyenangkan lagi, apabila kita membeli aki baru pun aki lama kita akan dibeli oleh mereka dan dihargai dengan wajar. Toh buat apa juga menyimpan aki yang sudah lama kan? Kecuali anda punya langganan loak yang sering berkeliling dari rumah kerumah dan bermaksud 'menghibahkan'nya, ya pilihan tukar tambah menjadi sebuah opsi yang menarik kan? Tak seperti dulu juga yang mengharuskan kita sedikit repot dalam urusan perawatan aki, sekarang banyak pilihan aki kering bebas perawatan atau lebih dikenal dengan istilah maintenance free. Â Memang, harga relatif sedikit lebih mahal daripada aki biasa. Tapi coba pertimbangkan. Ukuran kenyamanan, keamanan berkendara karena tidak perlu lagi direpotkan dengan urusan pemeliharan aki. Walaupun pemeliharaan aki sebenarnya mudah, tapi banyak dari kita yang cenderung malas memperhatikannya. Malas memperhatikan? Aki anda bisa sering tekor, mobil tidak bisa start dengan mudah, dan yang parah, aki pun akan lebih cepat rusak. Apabila ini yang terjadi, maka selisih harga tersebut justru menjadi bumerang. Alih alih irit, kita malah jadi beli aki baru lagi sebelum waktunya. Dan ini berarti pemborosan,kan? Yang diakibatkan dari kelalaian kita sendiri. Dan pertimbangan itulah yang membuat saya memutuskan untuk mengganti aki lama bawaan si tante ganjen saat saya meminangnya sekitar 3 tahun yang silam. Memang, aki yang lama masih 'cenderung' baik. Namun menurut sang 'suami' sebelumnya, usia aki tersebut sudah terbilang cukup lama. Sekitar 2 tahunan. Daripada nanti beresiko, saya memutuskan untuk sedikit investasi. Sedikit melanggar pakem "if ain't broken then don't fix it " tadi. Â Dan justifikasi atau pembenaran yang saya lakukan untuk sedikit investasi baru tadi adalah memilih aki yang maintenance free. NS 70 MF, serinya. Â Satu lagi kekhawatiran dan rasa tenang dan nyaman berkendara bisa terwakili dalam pemilihan tadi. Dengan memilih aki jenis bebas perawatan, berarti saya bisa terhindar dari idiom "mobil tua = mogok"( yang berarti aman jaya dari omelan istri atas hobi akut yang ini, hehehe) , tidak menyusahkan diri sendiri dan juga orang lain kalau mogok dijalan raya, dan yang jelas, waktu saya bisa dipergunakan lebih untuk mengelus elus bagian lain dari si cantik tunggangan saya ini. Saat ini usia aki sendiri sudah berkisar 3 tahunan. Perawatannya? Paling hanya check kekencangan baut plus minus kelistrikan saja, dan kekencangan baut pengikat dudukan aki di bodi mobil. Lainnya sedikit di lap lah, biar tetap kelihatan baru. Selebihnya tidak ada sama sekali. Bagaimana dengan anda? http://www.aki.gs-astra.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H