Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melihat Ketelanjangan dari Kacamata Awam

6 Oktober 2012   03:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:12 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1349493059218787579

"Sebuah karya Pornography baru bisa dibilang berhasil jika pemirsa bisa terangsang dengan karya tersebut, dimana pada Art Nude Photography sebuah karya tidak boleh memancing birahi pemirsanya. Nude Art Photography baru bisa disebut seni jika pemirsa tidak mengalami rangsangan birahi, namun bisa menikmati keindahan dari karya yang dibuat " - Widianto. h Didiet Kutipan diatas saya ambil dari artikel yang ditulis beliau tentang definisi apa itu Nude Art Photography sendiri.  Memang sulit, bagi orang awam untuk melihat sebuah ketelanjangan sosok atau figur manusia dan dapat mendefinisikannya sebagai sebuah karya seni, ketimbang hanya sekedar pemuas otak nakal yang seringkali lebih mendominasi. Kontroversial, sebuah alasan yang absurd dan tidak bisa diterima oleh awam. Wajar sih, mengingat segala sesuatu yang berhubungan dengan ketelanjangan akan selalu dikaitkan dengan norma dan batasan batasan yang bisa atau tidak bisa diterima dalam sebuah kacamata masyarakat umum apalagi dengan basis kultural atau agama yang tentu sulit untuk dipisahkan. Sedari kecil, kita sudah diajarkan untuk menutup tubuh. Malu apabila telanjang. Aurat ya sudah semestinya tertutup. Hal yang sudah terpatri kuat dibenak  dan hati. Sehingga sebuah karya seni berbasis ketelanjangan akan sulit diterima dengan dalih totalitas profesi atau kecintaan terhadap seni fotografi. Wajar, karena kita melihat dari sebuah sudut pandang yang memang penuh dengan keteraturan. Totalitas, memang mutlak diperlukan. Itu apabila kita memang mau menggeluti seni fotografi dari luar dan dalam.  Dan Nude art photography adalah salah satu genre yang konon harus diperhatikan juga. Tapi, apakah serta merta seorang yang menggemari dunia fotografi dan tetap menolak bereksperimen dengan genre tersebut karena sudut pandang yang berbeda dan 'kukungan' tentang sebuah nilai yang dianut bisa dikatakan tidak total atau bahkan tidak profesional? Anda boleh tidak setuju dengan saya, tapi jawaban saya adalah tidak. Haruskah seseorang mengikuti 'pakem' professionalitas dan wajib hukumnya mengambil juga genre nude art photography tersebut hanya karena 'ya aturannya memang begini di fotografi' ? Berusaha membebaskan pikiran demi sebuah totalitas dalam berkarya.  Buat saya, rules are meant to be broken. Apalagi hanya sebuah tatanan aturan yang dibuat oleh sekelompok manusia. Apabila pakem mengatakan bahwa untuk total saya harus bisa dan mau mempelajari nude art photography sebagai sebuah seni, saya akan tetap berkata tidak. Mencoba meyakinkan diri sendiri dengan bantuan dari mesin pencari. Klik "Nude Art Photography". Hasilnya, foto foto yang dihasilkan gagal meyakinkan pola pikir dan sudut pandang saya bahwa nude art photography itu memang sebuah bentuk karya seni yang tidak melibatkan birahi.  Masih tetap saja sebatas lekukan, gundukan yang 'dibentuk' sedemikian rupa untuk mengelabuhi pikiran bar bar saya sehingga saya bisa mengapresiasi dan mengatakan itu adalah bentuk karya seni, atau harus berdecak kagum saat melihatnya. Tidak munafik, saya suka melihat sosok wanita telanjang. Tapi bukan karena seni. Dan apakah itu karena keterbatasan kerangka saya berpikir? Bahwa memang otak saya mesum dan ngeres? Iya.  Dan kenyataannya, memang itulah jati diri kebanyakan manusia. Sekelompok orang yang punya pikiran mesum dan ngeres. Bagi saya, tidak sulit untuk mengapresiasi warna dan semu rona matahari saat terbenam atau terbit.  Saat gelap berganti dengan terang ataupun sebaliknya.  Mudah sekali untuk berucap "Wow" saat melihat sebuah keindahan alam. Gunung dan lain sebagainya. Dan tidak bisa dipungkiri, itu karena keterbatasan saya melihat sesuatu tentang keindahan yang 'asli'. Bukan sesuatu yang harus dibentuk sehingga menghasilkan sebuah keindahan.

Note : Tidaklah sulit bagi saya yang awam untuk bisa mengapresiasi hasil karya fotografi diatas ini untuk berdecak kagum dan mengucap syukur atas atas karunia keindahan yang sejati.  Foto karya Yustinus Slamet Witokaryono. Lagi, cara pandang yang berbeda akan menghasilkan penangkapan yang beda juga. Sulit juga untuk menerima sebuah sudut pandang yang mengatakan bahwa "Dulu, di Indonesia ,kaum wanita berjalan tanpa busana juga tidak apa apa. Setelah ada budaya import baru lah hal tersebut dikatakan tabu ". Benar sih pendapat itu.   Sebenar pendapat dan kenyataan historikal bahwa dahulu pun bangsa ini hanya mampu memakai pakaian berbahan dasar goni. Seperti halnya dengan mengatakan, jaman dulu orang gak gosok gigi juga enggak apa apa tuh? Karena sekarang sudah diciptakan sikat gigi dan odol aja, makanya orang sekarang rajin gosok gigi.  Itu penerimaan saya mengenai pendapat tentang masa lampau dan sekarang. Keteraturan, adalah sebuah bentuk dari masyarakat yang maju. Bukan sebaliknya.  Dan seni pun juga terus berevolusi, sehingga nude art photography pun tidak harus berkembang kedepannya karena sebatas alasan professionalitas atau totalitas. Ukuran professionalitas itu mudah kok. Dibayar untuk sesuatu yang anda lakukan.  Apalagi apabila yang anda lakukan itu sesuatu yang disukai. Jadi tidak perlu mengikuti pakem yang ada. Kembali lagi, setiap orang mempunyai sudut pandangnya masing masing.  Keteraturan yang membatasi, bukan merupakan sebuah kekurangan dalam mengapresiasi sebuah karya seni. Bisa jadi malah sebaliknya. Dan juga, nilai totalitas yang dianut oleh sebagian orang pun tidak semerta merta menjadi salah, karena kungkungan dan hanya karena cara berpikir kita yang berbeda. Ikuti kata hati, apabila hal tersebut menyangkut sebuah seni. Itu yang terpenting. Salam Kampretos. Untuk artikel dari Mas Widianto.h Didit mengenai Nude Art Photography, silahkan menuju tautan dibawah ini : http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/05/nude-photography/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun