PT. KAI memang harus segera berbenah.
Seorang rekan yang menjadi penumpang di Kereta Eksekutif Jurusan Jakarta Surabaya sedang sangat meradang. Pasalnya dia baru saja kehilangan tas yang berisi barang berharga seperti laptop, Ipad dan surat surat penting saat terlelap tidur begitu kereta melewati stasiun Tawang, Semarang, dari perjalanannya menuju Surabaya.
Rekan tersebut menyadari bahwa tas-nya telah hilang saat kereta sudah berjalan melewati stasiun Tawang. Segera melaporkan ke PolsusKa (Polisi Khusus Kereta Api) dan pada akhirnya memutuskan untuk turun di stasiun Bojonegoro. Disana, Petugas PolsusKa tidak bisa berbuat banyak dan meminta sang rekan untuk kembali melaporkan di stasiun Tawang, Semarang, mengingat kejadiannya kemungkinan berada di sekitar sana.
Mengikuti petunjuk tersebut, rekan kemudian  segera kembali ke Semarang dari Bojonegoro untuk melakukan pelaporan di Stasiun Tawang. Lagi lagi masih dengan jawaban datar yang diterima dari PolsusKa. Bahkan dengan santainya, petugas PolsusKa pun mengatakan bahwa sudah sering sekali kejadian seperti ini terjadi di atas Kereta Api Eksekutif.
Sudah sering terjadi?
Memang, kasus pencurian barang di Kereta Api Eksekutif bukanlah hal yang baru untuk didengar. Â Yang lucunya, sampai sekarang ini, walaupun masih sering terjadi pencurian, rasanya PT. KAI tidak banyak melakukan atau memberikan pengamanan tambahan di kereta api eksekutif sendiri.
Sistem keamanan yang dipergunakan pun masih sangat konvensional ; mengandalkan petugas PolsusKA yang memang sering hilir mudik di kereta. Â Itu saja, dan dengan tidak mengurangi rasa hormat terhadap para petugas PolsusKA, disini masih terbuka peluang kesalahan yang dilakukan oleh manusia atau faktor human error sendiri.
Saat tidak ada petugas yang berjaga atau melakukan putaran rutin diantara gerbong, berarti gerombolan alap alap dan kepiting gerbong ( julukan untuk para maling gerbong) pun dengan bebas bisa beraksi.
Apa sih susahnya memasang CCTV pada setiap gerbong? Â Peningkatan kenyamanan yang di ikuti dengan perbaikan kualitas gerbong dan lain sebagainya tidak akan berarti banyak apabila ternyata jaminan keamanan terhadap penumpang masih terkesan diabaikan.
Yang masih terjadi adalah kucing kucingan atau adu pintar antara komplotan pencuri dengan para petugas PolsusKA. Dan dengan kejadian yang menimpa rekan  ( dan juga seorang Bapak lain yang duduk di gerbong lain, dan juga kehilangan) malam ini, tak perlu kiranya berpanjang lebar untuk merinci 'pintar siapa disini'.
Dengan CCTV, tentu akan sangat membantu disini. Apabila ada kejadian pun identifikasi pelaku akan mudah untuk dilakukan, melalui rekaman yang tersedia pada CCTV itu sendiri. Bukan hanya dengan mengandalkan saksi mata atau saat pencuri memang sedang tertangkap tangan saja.