Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Jurnalisme Warga; Anda Bagian dari Sejarah, Kini dan Masa Depan!

11 September 2012   14:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:36 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13473877281124886906

[caption id="attachment_211856" align="aligncenter" width="576" caption="Ilustrasi/Admin (Ajie Nugroho)"][/caption] Seberapa sering anda mengklik situs blog keroyokan seperti Kompasiana? Entah karena sekedar iseng ingin membaca tulisan teman, atau mengikuti kabar terkini yang sedang ramai pembahasannya. Bahkan, tak jarang, kita pun ikut larut dalam pembahasan tersebut dengan turut menulis  berdasarkan sudut pandang atau opini tersendiri. Inilah kekuatan sebenarnya dari sebuah jurnalisme warga.  Dalam media mainstream, apapun itu bentuknya, sangat jarang terjadi sebuah pemberitaan dengan konsep dua arah.  Ada memang, tetapi relatif bisa dihitung jari cara penyampaian dua arah disini. Yang banyak terjadi, pada kenyataannya media mainstream 'mendikte' kita dengan sebuah pemberitaan atau artikel.  Kita hanya membaca dan menyerap pemberitaan disana.  Tak ada interaksi disana. Dan inilah yang akan membuat media mainstream  bakal semakin tertinggal kedepannya.   Media cetak? Semakin surut peminatnya saat ini. Kenaikan jumlah pelanggan surat kabar contohnya. Apabila ada kenaikan, itu adalah hasil kerja keras para punggawa surat kabar tersebut 'menjarah' para pelanggan dari surat kabar lain, bukan karena semata mata jumlah pembaca yang bertambah. Surat kabar yang kurang menarik ditinggalkan, dan para pembaca tradisional atau konvensional ini hanya mengganti 'pilihannya' saja. Sebatas itu. Media berita berbasis web atau online? Naik secara perlahan tapi terus menggerus pasar media konvensional seperti surat kabar. Ini bukan hal baru, dan dengan bertambah majunya teknologi yang mendukung akses berselancar, lama kelamaan surat kabar akan kehilangan peminatnya. Masih ada, tetapi para pembeli akan menjadi benar benar selektif. Pelanggan tetap akan berkurang drastis, karena mereka akan benar benar memilih hanya apabila ada isu atau berita yang benar benar hangat. Ngapain capek bolak balik lipatan kertas, sementara anda bisa mendapatkannya bahkan dari layar selebar 7 inci ? Meski meningkat, si media berita online mainstream pun sudah 'termakan' pasarnya dengan media online jurnalisme warga.  Pemberitaan dua arah, itu yang menjadi kunci sukses jurnalisme warga.  Sumber awal berita memang masih dari media mainstream.  Ada yang mengangkat secara faktual, mengikuti alur reportase yang menarik dan banyak juga yang mengemas berita tersebut dengan sudut pandang atau opini masing masing sehingga menjadi semakin menarik.   Dan kolom komentar pun semakin mewarnai kekuatan jurnalistik warga sendiri.  Bebas mengeluarkan sebuah pendapat, sebatas tidak melanggar rambu rambu yang disediakan oleh pengelola. Warna manusia sebagai seorang mahluk sosial pun terwakili disana. Jangan salah juga, karena banyak juga artikel menarik dan berita berita faktual yang luput ( atau sengaja tidak ditampilkan karena kurang nilai 'jual' berita secara umumnya) yang justru malah ditemukan di situs blog keroyokan berbaju jurnalisme warga, seperti halnya di Kompasiana sendiri. Karena sejatinya pemberitaan atau artikel pada jurnalisme warga tidak mudah untuk 'diatur' seperti pada banyak media mainstream yang ada. Tentu, kepentingan kepentingan tetap ada, tetapi kedewasaan pembaca akan menjadi filter terakhirnya. Kebebasan berpendapat secara bertanggung jawab, itu keutamaannya. Saat kita menulis sesuatu, berdasarkan apa saja. Entah itu minat, hobi, latar belakang profesi, berita terkini, apapun itu, tanpa sadar sebetulnya kita sudah menjadi bagian yang melengkapi sejarah (lalu), yang kini dan pembentukan sebuah masa depan. Bagi yang secara rutin berusaha menyajikan artikel artikel aktual, menarik dan bermanfaat bagi sekelompok orang, kontribusi terhadap sejarah dan kini pun sudah jelas. Berbagi cerita, kebaikan dan berita. Menjadi inspiratif? Anda sudah jadi bagian dari masa depan baik seseorang ataupun kelompok yang lebih besar di masyarakat. Tanpa sadar kekuatan dari sebuah tulisan tersebut menjadi sesuatu yang membekas di hati seseorang lain diluar sana. Bagi yang masih berpikir bahwa media sosial di dunia maya seperti Kompasiana hanya sebagai pelampiasan bermain peran yang tak dapat dilakukan secara riil di dunia nyata, hal itu sah sah saja. Namun tetap, kontribusi tersebut otomatis terlaksana. Semua pihak sampai dengan para komentator pun memberikan 'greget' yang mendalam di jurnalisme warga. Media mainstream layak untuk ketar ketir dibuatnya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun