Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berhala dalam Dakwah

2 Agustus 2012   11:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:19 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sampai dengan  detik ini, penulis masih mempunyai keyakinan bahwa sesungguhnya Islam adalah milik seluruh ummat manusia.  Ajaran kebaikan dengan Al Qur'an dan Al Hadist sebagai sumbernya, dengan tujuan dan manfaat untuk sesama manusia.

Bukan hanya milik kaum muslim saja , atau bahkan satu golongan saja.  Terlalu luas makna dan isi kebaikannya, sehingga hanya ' layak' di miliki oleh satu jenis manusia saja di muka bumi ini.  Bagi yang meyakininya, dan tentu mengamalkannya,  janji-Nya telah tersedia.

Itu yang penulis yakini.

Dengan demikian, sebentuk dakwah atau syiar didalam Islam pun hendaknya selalu mengayomi. Memberikan kebaikan dan manfaat ilmu. Memberikan kesejukan. Ayat ayat suci yang di lantunkan, yang dijadikan rujukan adalah mewakili sebuah sejarah, yang terkini dan rahasia di akan datang.

Kadar keimanan seorang yang satu dengan yang lain dapat beda, tapi kebenaran mutlak hanya satu.  Dan kebenaran yang indah, yang disampaikan dengan jujur dan apa adanya, akan menjadi obat atau penawar bagi yang membutuhkannya, dan menjadi  sebuah dorongan dan penguat bagi yang meyakininya.

Tak kurang dan tak lebih. Semua sesuai dengan janji-Nya.

Kadang, seseorang yang sedang berjuang di jalan-Nya seringkali khilaf.  Kejujuran, apa adanya menjadi manipulatif. Di bentuk, sesuai dengan pehamamannya sendiri, sesuai dengan suasana hati, sesuai dengan keakuannya.

Ghurur, atau tertipu oleh diri sendiri, seringkali menjadi sebuah ujian yang paling sulit bagi para pejuang didalam dakwah ini.  Terlalu mencintai diri sendiri, sifat yang ujub, figuritas dalam jalan dakwah justru menjadi sebuah masalah. Benalu yang menggerogoti keinginan murni untuk berdakwah tadi.

Karena akhirnya menjadi penyakit hati.  Dan inilah yang pada akhirnya menjadi sebuah berhala dalam dakwah, untuk para pejuang ini menuju istiqomah. Saat seorang lebih mementingkan tujuan popularitas, daripada menjadi seorang qasim, atas pembawa kabar kebahagiaan ini.

Wallahua'lam bishawab...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun