Myoma uteri adalah tumor yang berasal dari otot dinding rahim. Merupakan tumor jinak , solid (padat) yang paling sering dijumpai pada uterus dan sangat jarang berubah menjadi malignansi (keganasan). Pada umumnya penderita myoma uteri mengeluhkan gejala perdarahan yang banyak ketika menstruasi, sakit didaerah panggul dan gejala-gejala yang berhubungan dengan penekanan oleh tumor apabila berukuran cukup besar terhadap struktur disekitarnya. Tetapi tidak jarang ada penderita yang tidak merasakan gejala-gejala seperti di atas meskipun ada myoma di dinding rahimnya. Myoma yang relatif besar dapat menyebabkan penekanan ke usus sehingga mengganggu saluran pencernaan atau dapat menekan kandung kemih, sehingga penderita merasakan sering ingin buang air kecil.
Banyak yang bertanya apa beda myoma uteri dengan kista (dalam hal ini tentunya yang dimaksud adalah kista ovarium). Seperti sudah dijelaskan di atas, myoma adalah tumor jinak, padat yang berasal dari dinding otot rahim. Sedangkan kista adalah tumor kistik ( cairan yang dibungkus oleh selaput) , umumnya jinak, yang berasal dari indung telur yang berada di sisi kanan kiri dari rahim.
Ukuran myoma bervariasi, mulai dari beberapa centimeter sampai ada yang bisa mencapai belasan centimeter. Myoma uteri bisa soliter (tunggal) atau ada kemungkinan multiple di beberapa tempat.
Ada tiga jenis myoma uteri berdasarkan lokasi pada dinding rahim, yaitu myoma uteri submukosa, intramural dan subserosa. Myoma uteri submukosa adalah myoma yang berada di bawah mukosa, yaitu selaput lendir yang melapisi bagian dalam dinding rahim, sehingga tumor tumbuh dan menonjol ke intrakavitar ( ke dalam ruang rahim). Myoma uteri intramural adalah myoma yang tumbuh di dalam otot rahim dan myoma subserosa adalah myoma yang tumbuh di bagian luar dari dinding otot rahim dibawah lapisan serosa, lapisan pembungkus rahim sehingga menonjol ke luar, dan relatif lebih mudah untuk dilakukan tindakan dioperasi.
Myoma uteri, meskipun jinak, tetapi mendapatkan banyak vaskularisasi (pembuluh darah) yang menuju dan mensuplai darah ke tumor. Sama dengan pembuluh darah yang mensuplai rahim, myoma uteri juga mendapatkan vaskularisasi dari arteri uterina cabang dari arteri iliaka interna kanan kiri.
Penatalaksanaan myoma uteri ada beberapa macam. Terapi yang dilakukan antara lain adalah terapi hormonal, tindakan operasi, mengangkat tumornya saja (myomectomi) atau mengangkat seluruh rahim ( hysterectomi) dan tindakan lain yang disebut embolisasi. Embolisasi adalah menutup pembuluh darah yang mensuplai tumor dengan material tertentu, sehingga diharapkan tumor tidak lagi mendapat suplai pembuluh darah, tetapi masih tetap mempertahankan pembuluh darah yang mensuplai otot rahim yang masih sehat.
Tujuan dari embolisasi terutama adalah untuk kontrol perdarahan, mengurangi rasa sakit dan secara bertahap akan mengurangi ukuran tumor. Pada pasien yang tidak menginginkan operasi karena alasan tertentu, misalnya belum mempunyai keturunan terapi harus menghadapi kemungkinan pengangkatan rahim, terapi ini dapat menjadi pilihan.
Tindakan embolisasi myoma uteri yang lebih dikenal sebagai uterine fibroid embolization ( UFE) sudah lazim dikerjakan di beberapa negara. Data di Amerika pada tahun 2009, sekitar 300.000 wanita tiap tahun dilakukan operasi histerektomi oleh karena myoma uteri. Dengan adanya UFE sebagai alternatif terapi untuk mengatasi gejala yang ditimbulkan, tindakan histerektomi berangsur-angsur mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Adakah hubungan dengan fertilitas ? Sejauh ini belum sepenuhnya dipahami, ada yang berpendapat tindakan ini hanya dilakukan pada wanita yang tidak menghendaki kehamilan tetapi ada pula yang berpendapat sebaliknya, justru tindakan embolisasi dapat memperbaiki fertilitas. Dilaporkan banyak pasien yang hamil setelah dilakukan tindakan UFE. Meskipun still debated, tetapi kehamilan yang terjadi pasca embolisasi, dikarenakan suplai darah yang sebelumnya banyak menuju ke tumor, setelah dilakukan embolisasi, suplai darah ke otot rahim yang sehat menjadi lebih baik, sehingga memperbaiki lapisan dinding dalam rahim untuk mempersiapkan terjadinya proses nidasi. Penulis sendiri mempunyai pengalaman pasien hamil 3 bulan pasca tindakan embolisasi, anak pertama berusia 14 tahun dan diameter myoma pada saat dilakukan embolisasi sekitar 12 cm.
Persiapan pasien sebelum tindakan adalah konsultasi dengan dokter kandungan dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan radiologi terlebih dahulu seperti magnetic resonance imaging (MRI) atau USG untuk memastikan bahwa penyebab gejala yang dikeluhkan disebabkan oleh myoma uteri bukan oleh sebab lain, dan juga untuk mengetahui seberapa besar ukuran, berapa jumlah dan lokasi tumornya.
Bagaimana prosedur tindakan UFE dilakukan ? Tindakan ini adalah tindakan minimal invasive. Dilakukan oleh dokter spesialis radiologi intervensi (intervention radiologist) dengan menggunakan alat angiografi. Pada embolisasi tidak dilakukan pembiusan total dan tidak juga dilakukan pembedahan.
Tindakan hampir sama dengan kateterisasi jantung, dengan cara memasukkan selang (kateter) berukuran kecil, akses melalui pembuluh darah di daerah lipat paha ( biasanya sisi kanan, karena kebanyak orang indonesia right handed) dengan sebelumnya dilakukan tindakan aseptik dan anestesi lokal. Luka yang ditinggalkan hanya selebar kurang lebih 5 mm. Ujung kateter diarahkan menuju ke arteri uterina kanan / kiri dengan bantuan guide wire ( kawat penuntun), selanjutnya dilakukan pelepasan embolan, material yang berfungsi menutup pembuluh darah. Ada berbagai macam material yang digunakan, antara lain polivinil alcohol (PVA) dan gelfoam. PVA dalam bentuk serbuk partikel dengan berbagai ukuran, antara 300-500 mikron, 500-700 mikron dan 700-900 mikron. Pembuluh darah yang mensuplai myoma berukuran lebih besar dibanding dengan ukuran pembuluh darah pada otot rahim yang sehat ( 300-500 mikron), sehingga ukuran partikel yang dipilih diatas 500 mikron. Waktu tindakan tergantung dari seberapa cepat kateter bisa mencapai arteri uterina yang dituju, berkisar antara 1 sampai 1,5 jam, sangat tergantung dari variasi anatomi pembuluh darah masing-masing individu. Setelah tindakan, kateter ditarik kembali dan dilakukan penekanan pada daerah puncture kurang lebih 15 menit untuk menghentikan perdarahan. Tidak membutuhkan jahitan pada daerah luka bekas tusukan.
Secara klinis, tindakan UFE dikatakan sukses apabila ada perbaikan terhadap perdarahannya, berkurang rasa sakitnya dan mengecil ukuran tumornya. Proses pengecilan tumor terjadi secara berangsur-angsur, mulai beberapa minggu dan berlanjut antara 3 sampai 12 bulan.
Tindakan UFE adalah tindakan minimal invasive yang relatif aman, tanpa dilakukan pembedahan yang perlu dipertimbangkan sebagai terapi pilihan untuk mengatasi gejala yang disebabkan myoma uteri.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H